KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Universitas Halu Oleo Kendari, provinsi Sulawesi Tenggara melakukan penelitian survei geohidrologi di Desa Mantobua, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Penelitian itu dilakukan untuk menemukan potensi lapisan air bawah tanah setempat.
UHO menurunkan lima penelitinya yang terdiri dari empat dosen dan satu orang mahasiswa. Masing-masing ialah Al Firman, S.Si., M.Sc, La Ode Andimbara, S.Pd.,M.Sc, Al Harun Taate, S.Si., M.Sc, Usmardin, S.Pd., M.Sc. dan Zahid Alfatahila. Para dosen tersebut berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), UHO. Tim peneliti dipimpin oleh Al Firman.
Ketua tim peneliti, Al Firman menyebutkan penelitian survei geohidrologi tersebut dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas. Tujuan yang ingin dicapai ialah menentukan nilai resistivitas lapisan bawah permukaan dalam area penelitian dan menentukan potensi keberadaan lapisan air tanah di daerah penelitian berdasarkan nilai resistivitas lapisan bawah permukaan.
“Pada prinsipnya penelitian ini akan memberikan informasi dan sumbangan berarti bagi dunia Ilmu pengetahuan dalam bidang geofisika terutama pengembangan pemanfaatan metode geofisika khususnya metode geolistrik resistivitas dalam eksplorasi air tanah. Informasi ini juga dapat mendukung penjelasan tentang geohidrologi wilayah Kecamatan Loghia khususnya Desa Mantobua, yang selama ini belum tersedia,” kata Al Firman.
Ia menambahkan, dalam penelitian tersebut, tim
mengambil data dengan menggunakan 6 lintasan ukur memakai konfigurasi elektroda wenner schlumberger. Pengukuran resistivitas dilakukan pada beberapa tempat dengan panjang bentangan 310 m. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software res2Dinv. Selanjutnya interpertasi data dilakukan berdasarkan tabel nilai resistivitas material bawah permukaan yang dikorelasikan dengan kondisi geologi daerah survei dan kondisi lingkungan pengukuran geolistrik.
“Penelitian kami rencanakan dan laksanakan dalam kurun waktu Mei sampai dengan November 2024,” ungkapnya.
Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa nilai resistivitas lapisan bawah permukaan dalam area penelitian di desa Mantobua, Kec. Loghia, Kab. Muna diketahui berkisar 6,31 − 1757 𝛺𝑚. Jika dirincikan setiap enam lintasan, maka data hasil penelitian itu meliputi lintasan 1 berada di bawah permukaan dengan kedalaman 9,26 m hingga 52,4 m yang memiliki rentang nilai resistivitas 23,9 Ωm, lintasan 2 berada di kedalaman 6,59 m hingga 59,9 m dengan resistivitas 13,2 – 26,5 Ωm, lintasan 4 berada di kedalaman 1,25 hingga 59,9 m dengan resistivitas 26,6 Ωm, lintasan 5 berada di kedalaman 1,25 m hingga 59,9 m dengan resistivitas 16,3 – 32,6 Ωm, dan lintasan 6 berada di kedalaman 9,26 m hingga 19,8 m dengan resistivitas 60,4 Ωm.
Al Firman menambahkan, tahapan penelitian dimulai dari kajian pustaka, survei geologi lokasi penelitian, desain lintasan pengukuran dan penetuan titik koordinat lintasan pengukuran, akuisisi data resistivitas lapisan bawah permukaan, pengolahan data resistivitas, interprestasi data resistivitas dan pembahasan data potensi lapisan air tanah di daerah penelitian.
“Temuan yang ditargetkan dalam penelitian ini ialah akan diperoleh penjelasan tentang gejala atau fenomena keberadaan lapisan air tanah di Desa Mantobua Kecamatan Loghia, melalui pengkajian nilai resistivitas lapisan bawah permukaan,” jelasnya.
Dilanjutkannya, hasil penelitian tersebut selanjutnya akan menjadi bahan penyusunan jurnal ilmiah berupa jurnal rekayasa geofisika Indonesia (JRGI). “Rencananya jurnal akan dipublikasikan tahun 2024-2025,” urainya.
Selain itu, hasil penelitian tersebut juga bermanfaat bagi akademisi, masyarakat maupun pemerintah. Beberapa manfaat tersebut antara lain memberikan informasi tentang keberadaan lapisan air tanah di Desa Mantobua dan juga bisa menjadi referensi bagi pemerintah setempat dalam me lakukan eksploitasi air tanah di daerah penelitian. “Terakhir bisa juga dimanfaatkan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya,” pungkasnya.
Ode