RUMBIA, LENTERASULTRA.COM-Budidaya ikan lele dan nila di Kabupaten Bombana sangatlah potensial untuk dikembangkan. Banyak petani tambak di daerah itu yang menggantungkan hidupnya dari hasil produksi dua jenis ikan air tawar itu. Demi membantu meningkatkan produktifitas para petambak, Dinas Perikanan setempat menyalurkan bantuan berupa bibit ikan lele dan nila kepada para petani tambak. Jumlahnya pun tak tanggung-tanggung, sampai 10.400 ekor.
Bantuan sebanyak itu diperuntukan bagi tiga kelompok petambak di tiga kecamatan berbeda. Masing-masing ada 5.200 ekor ikan lele dan ikan nila juga berjumlah serupa. “Bantuan bibit tersebut merupakan program intervensi budidaya perikanan yang dianggarkan melalui APBD perubahan kabupaten Bombana tahun 2024,” ungkap Ahmad, Kepala Bidang Budidaya Perikanan, Dinas Perikanan Kabupaten Bombana.
Ahmad menjelaskan, bila bibit ikan sebanyak itu didatangkan dari wilayah Konda, Kabupaten Konawe Selatan. Sedangkan penerima manfaat program bantuan bibit ikan tersebut merupakan masyarakat yang terdiri dari tiga kelompok tani, yakni Kelompok Tani Karya Baru di Kecamatan Poleang Utara, Kelompok Emorini di Desa Wambarema, Kecamatan Poleang Utara dan kelompok tani Arkea di Kelurahan. Lameroro Kecamatan Rumbia.
“Setiap kelompok menerima bibit dengan jumlah bervariasi sesuai dengan luasan areal tambak yang dimiliki,” tukasnya. Secara detail ia menyebutkan bahwa ada yang 2000 ekor dan adapula yang 3.000 ekor lebih. Semuanya tergantung luas areal tambak para petani tersebut.
Kelompok tani penerima bantuan tersebut sebelumnya telah diverifikasi oleh Dinas Perikanan berdasarkan kelayakannya. Ada beberapa syarat wajib yang dipenuhi kelompok yakni harus terdaftar di Dinas Perikanan, memiliki jumlah dan identitas anggota yang jelas serta memiliki luas tambah minimal dua hektar. “Kelompok tani yang memenuhi syarat tadi berhak mendapatkan bantuan ini secara cuma-cuma. Untuk jenis ikannya yaitu Lele dan Nila memang disesuaikan usulan kelompok tani sendiri,” paparnya.
Ia menjelaskan, bantuan tersebut dimaksudkan sebagai stimulus dari pemerintah daerah untuk mendukung budidaya perikanan yang dilakukan masyarakat. Bantuan diharapkan dapat memacu produktifitas masyarakat. Setidaknya, kata Ahmad, bisa mengurangi biaya produksi mereka karena bibitnya disuplai pemerintah.
Dilanjutkannya, sektor perikanan budidaya merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat Bombana. Berdasarkan data Dinas Perikanan, ada lebih kurang 1.664 orang yang menggeluti usaha ini. Kendati jumlah itu tidak berfokus hanya pada petambak ikan Lele dan Nila saja. Melainkan pula ada yang memilih membudidayakan udang vaname ataupun ikan bandeng. “Banyak masyarakat yang mengolah tambak sebagai sumber kehidupan mereka,” paparnya.
Menurut Ahmad, petani tambak di Bombana umumnya masih tergolong tradisional yang mengandalkan kincir untuk sirkulasi udara di area tambak. Dengan begitu, produksi Lele masih terbatas. Jika ingin produksi ditingkatkan maka petani membutuhkan alat seperti blower. Sebagai perbandingan, tambak yang menggunakan kincir umumnya hanya mampu membudidayakan Lele sebanyak 100-200 ekor per meter persegi. Sedangkan apabila menggunakan blower maka jumlahhnya bisa mencapai 400-500 ekor per meter persegi.
“Tapi bila pemerintah memberi bantuan blower meski sebenarnya bisa tapi para petani merasa berat karena kendalanya adalah biaya listrik,” tambahnya. Pasalnya, jika menggunakan blower maka alat tersebut harus digunakan tanpa henti sehingga malah bisa jadi beban bagi para petani.(adv)