RUMBIA, LENTERASULTRA.COM-Puluhan sekolah di Kabupaten Bombana, baik itu di level dasar dan menengah pertama, dipastikan terlihat lebih megah dan indah dari tahun-tahun sebelumnya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat menggelontorkan banyak anggaran untuk perbaikan sarana dan prasarana penunjang belajar, termasuk tentu saja peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Mulai dari pembangunan ruang kegiatan belajar (RKB), gedung unit kesehatan sekolah (UKS) hingga laboratorium.
Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana, untuk tahun 2024 ini, gelontoran proyek pembangunan fisik dialokasikan untuk 54 sekolah. Rinciannya, 40 sekolah dasar (SD) dan 14 sekolah menengah pertama (SMP). Anggaran untuk pembangunan berbagai fasilitas baru tersebut bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) dan dana alokasi umum (DAU) yang ditentukan.
“Kalau anggaran dari DAK, itu untuk untuk perbaikan sarana para 6 SD dan 3 SMP. Sedangkan anggaran DAU diturunkan untuk pekerjaan di 34 SD dan 11 SMP,” terang Kepala Seksi Kelembagaan dan Sarana Parasarana, Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Pertama, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana, Ahmad Suyuti saat ditemui lenterasultra.com. Ia menambahkan, semua program proyek fisik itu sudah dilaksanakan tahun ini dan satu persatu bakal segera rampung.
Ahmad Suyuti mengurai, peningkatan sarana dan prasarana sekolah baik yang bersumber dari DAK maupun DAU tersebut digunakan untuk berbagai sarana mulai dari pembangunan ruang kegiatan belajar (RKB), pembangunan laboratorium, maupun pembangunan unit kesehatan sekolah (UKS). Program ini setiap tahun dialokasikan untuk mewujudkan sarana pendidikan yang memadai bagi seluruh sekolah.
“Kami menyesuaikan ketersediaan anggaran, tetapi yang pasti setiap tahun ada sekolah yang dibenahi sarana dan prasarananya,” jelasnya. Ahmad Suyuti meneruskan, untuk ketersediaan prasarana pendidikan di Bombana memang diakui belum terpenuhi secara keseluruhan. Beberapa sekolah diantaranya masih ada belum memiliki ruang UKS, jamban atau toilet, laboratorium komputer dan ruang guru. Bahkan masih ada sekolah-sekolah yang masih membutuhkan ruang kegiatan belajar (RKB).
Hanya saja, jika dipresentasi ketepenuhan sarana dan prasarana pendidikan tersebut, sampai saat ini sudah sekitar 85 persen. Itu artinya, sudah lebih setengah dari sekolah yang ada di Bombana sudah sangat layak untuk digunakan sebagai fasilitas belajar ideal. Suyuti berharap, dalam jangka waktu lima tahun berikutnya, semua kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di Bombana bisa mencapai 100 persen.
Pemerintah daerah, kata Ahmad Suyuti, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menaruh perhatian serius dalam hal pemenuhan sarana yang memadai di setiap sekolah baik SD maupun SMP. Sebab fasilitas yang representatif dinilai sangat berpengaruh pada aktifitas belajar siswa. Misalnya, ketersediaan laboratorium komputer yang tentu sangat membantu siswa melakukan praktek keilmuan yang dipelajarinya secara tekstual.
Peningkatan sarana dan prasarana sekolah ini merupakan upaya mewujudkan generasi emas Kabupaten Bombana melalui sektor pendidikan. “Peningkatan kualitas pendidikan juga menjadi investasi paling berharga daerah ini dimasa depan,” pungkasnya.(adv)