RUMBIA, LENTERASULTRA.COM – Program sanitasi di Kabupaten Bombana menunjukan progres menggembirakan. Pasalnya, sebanyak 79,78 persen masyarakat di daerah itu telah memiliki sanitasi yang baik. Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang atau PUPR Kabupaten Bombana mencatat, sebanyak 124.660 jiwa masyarakat Bombana telah menggunakan sanitasi layak. Kini tersisa 31.592 jiwa atau 20,21 persen yang akan diperjuangkan tersentuh program serupa.
Kepala Dinas PUPR Bombana, Sofian Baco menerangkan, program sanitasi berupa mandi, cuci, kakus atau MCK untuk masyarakat akan terus ditingkatkan setiap tahunnya. Hal itu dilakukan sampai seluruh masyarakat dapat memiliki sanitasi yang layak. “Sekarang kan tinggal 20 persenan yang belum, makanya ini kami masih terus tingkatkan melalui program DAK sanitasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, pada tahun program sanitasi kembali dilaksanakan sebanyak 513 unit di 10 desa. Dananya bersumber dari DAK sanitasi senilai Rp7 miliar. Sedangkan tahun 2023 lalu, Kabupaten Bombana juga sempat membangun sanitasi sebanyak 771 unit di 15 desa dengan dana Rp8 miliar. “Tahun depan masih ada lagi 290 unit untuk 9 desa. Dananya Rp4 miliar,” paparnya.
Program sanitasi ini ditargetkan tuntas pada tahun 2030 mendatang. Itu berarti Pemkab Bombana menargetkan kebutuhan sanitasi 20 persen masyarakat Bombana yang belum tersentuh dapat dituntaskan dalam enam tahun kedepan. “Pemkab concern betul pada pemenuhan standar pelayanan minimal sanitasi ini karena menyangkut masalah kesehatan juga,” ungkapnya.
Selain sanitasi, Kabupaten Bombana juga telah membangun instalasi pengolahan lumpur tinja di Desa Lantowua. Instalasi ini sudah beroperasi sejak tahun 2020. Tujuannya untuk mendukung akses aman sanitasi. “Instalasi lumpur tinja ini dilengkapi 1 unit mobil sedot tinja. Memang disiapkan untuk melayani masyarakat,” terangnya.
Jabatan Fungsional Kesehatan Lingkungan Bidang Cipta Karya, Dinas PUPR Bombana, Ir Abdul Sawal, ST menambahkan instalasi lumpur tinja yang dibangun Dinas PUPR Bombana memiliki kapasitas 80 kubik perhari. Instalasi lumpur tinja ini dibangun sebagai pendukung sanitasi aman di Kabupaten Bombana. Fungsinya sebagai tempat pembuangan akhir lumpur tinja.
“Jadi masyarakat yang septic tanknya sudah penuh bisa menghubungi Bidang Cipta karya. Tinja yang sudah penuh akan disedot dengan mobil tinja milik Dinas PUPR untuk selanjutnya dibuang di tempat akhir instalasi lumpur tinja,” katanya. Sawal menambahkan instalasi lumpur tinja tersebut dibangun diatas lahan seluas setengah hektar. Sejak dibangun tahun 2020, instalasi lumpur tinja ini sudah dirasakan manfaatnya. Penduduk Bombana yang instalasi tinjanya sudah penuh, langsung menghubungi Dinas PUPR untuk dilakukan penyedotan lumpur tinjanya.
Terkait Sanitasi berupa MCK sambung Sawal, lebih dari dua ribu rumah diantaranya dibangun gratis oleh Dinas PUPR. Biayanya bersumber dari bantuan pemerintah pusat melalui program Dana Alokasi Khusus sektor sanitasi. “Yang dibangun gratis ini adalah masyarakat tidak mampu. Salah satu indikatornya mereka yang tidak punya MCK sama sekali,” sambungnya.
Sawal mengatakan, program Sanitasi layak di Kabupaten Bombana dimulai sejak tahun 2019. Anggarannya ada yang bersumber dari APBN murni yakni melalui aspirasi anggota DPR RI dan ada pula melalui DAK sektor sanitasi. Sawal bilang, salah satu anggota DPR RI yang getol memperjuangkan program sanitasi melalui aspirasinya adalah Ridwan Bae. Khusus di tahun 2024 ini, politisi Golkar ini membangun 15 unit sanitasi layak di Desa Lora, Kecamatan Mataoleo.
Di tahun sebelumnya ada juga anggota DPR RI dari Dapil d luar Sulawesi Tenggara yang membangun sanitasi di Bombana. Jumlahnya hampir 100 rumah yang tersebar di Desa Lakomea, Tampabulu, Rompu-Rompu dan Tanah Poleang. Sawal berharap, program pembangunan sanitasi ini terus berlanjut di Bombana karena salah satu tujuan pembangunannya untuk penyehatan lingkungan demi memberikan keidupan yang layak. (ADV)