KENDARI, LENTERASULTRA.COM- Buah naga banyak ditemukan di wilayah Kota Kendari, termasuk di beberapa daerah lain di Sulawesi Tenggara. Umumnya buah naga setelah di panen hanya dijual sebagai bahan makanan penutup atau campuran es buah. Namun tim dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Muhammadiyah Kendari atau UMKendari membuat inovasi dari buah naga. Kulit dari beberapa jenis kaktus dari genus Hylocereus dan Selenicereus yang sering terbuang sebagai limbah diolah menjadi keripik sehingga menjadi produk bernilai tinggi.
Pemanfaatan kulit buah naga menjadi keripik dilakukan dengan menggandeng SMAN 11 Kendari. Bersama tiga dosen dan dua mahasiswa dari FEBI UMKendari, mereka menggelar pelatihan dengan memanfaatkan limbah kulit buah naga. Dr Indri Hapsari, SE.,M.Si, ketua pelaksana pelatihan mengatakan pelatihan ini dilakukan untuk mengedukasi pelajar SMAN 11 Kendari, agar mampu mengolah limbah kulit buah naga menjadi produk yang bernilai ekonomis.
Dosen UMK ini mengaku pelatihan ini tidak hanya mendukung praktik ekonomi berkelanjutan tetapi juga menumbuhkan jiwa kewirausahaan dikalangan pelajar SMAN 11 Kota Kendari. Tujuan pelatihan ini untuk memberikan pengetahuan, keterampilan praktis dalam mengolah kulit buah naga. Selain itu untuk mendorong inovasi produk dan menciptakan peluang usaha sendiri.
Tidak hanya itu, pelajar yang mengikuti pelatihan ini diharapkan bisa memiliki keterampilan dalam memahami potensi pengolahan kulit buah naga menjadi keripik sebagai ide bisnis, mampu berkontribusi dalam pengembangan ekonomi lokal dengan menciptakan produk bernilai tinggi dari limbah, mendukung industri kreatif di Kota Kendari.
Pelatihan yang melibatkan dua dosen UMKendari yakni Risnajayanti, S.Pd.,M.Pd dan Usman, S.Pd.,M.Pd sambung Indri, tidak hanya bermanfaat bagi pelajar SMAN 11 Kota Kendari tetapi juga mendukung inisiatif pendidikan nasional dan pengabdian masyarakat yang berkelanjutan. “Kegiatan pelatihan ini merupakan pengabdian kepada masyarakat dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Muhammadiyah Kendari,” katanya.
DR Indri menambahkan, bahan utama membuat keripik buah naga ini terdiri dari berbagai jenis. Pertama, 125 gram buah naga merah, 1 bungkus santan instan, 300 gram tepung terigu protein sedang, 75 gram tepung tapioka dan minyak goreng. Ada juga bahan bumbu yang dihaluskan yakni, 1 sendok teh garam, 1 sendok makan kaldu bubuk, 1/2 sendok teh merica, 1 sendok makan gula pasir, 1 sendok makan margarin, 2 siung bawang putih, 2 siung bawang merah, 2 butir kemiri.
Sedangkan Alat dan perlengkapan yang perlu disiapkan terdiri dari blender, kompor, wajan untuk menggoreng dan alat pendukung lainnya seperti penggiling adonan, sendok, timbangan, baskom, sendok penyaring gorengan.Proses pembuatannya cukup praktis. Pertama, siapkan buah naga. Setelah itu, buah naga dibersihkan dan dicuci. Kemudian bagian kulitnya dipotong-potong dan dicampur bersama bumbu yang telah dihaluskan. Lalu di blender sampai halus lalu diberi tepung terigu dan tepung tapioka menjadi adonan keripik.
Adonan yang telah jadi diambil secukupnya untuk digiling menjadi adonan yang tipis memakai alat penggiling mie kemudian digunting atau dipotong seperti sepanjang batang korek api. Setelah itu baluri dengan tepung terigu sedikit agar antara satu dengan yang lain tidak melekat.
Panaskan minyak terlebih dahulu di wajan lalu digoreng, sambil diaduk secara merata hingga berubah agak kecoklatan. Dan setiap adonan bahan keripik dimasukkan sampai habis siap untuk dimasukkan ke penggorengan. Dalam proses penggorengan dilakukan secara perlahan diaduk dengan api yang kecil hingga matang dan siap diangkat lalu ditiriskan sehingga keripik dari kulit buah naga siap dikonsumsi.
Dr Indri mengaku, dalam proses pelatihan ini para pelajar SMAN 11 Kendari terlihat sangat antusias mengikuti pendampingan dalam mengolah keripik dari buah naga. Indri berharap, pelatihan ini bisa dimanfaatkan sehingga menjadi sebagai ide bisnis bagi pelajar SMAN 11 Kota Kendari. (Adhi)