Mereka yang Gagal Masuk Gelanggang Pilkada Bombana (1)

Wajah-wajah mereka sempat ikut meramaikan bursa kandidat calon kepala daerah di Bombana. Sayangnya, semuanya gagal mendapatkan dukungan partai hingga tak pernah sampai ikut mendaftarkan diri ke KPU. Foto berdasar urutan—dr Marsasmita, Basri Tahir, Irda Siswanto (tengah), Rahmat Jaya Rahman dan Sahrun Gaus

 

Tiga pasangan bakal calon Bupati dan calon Wakil Bupati Bombana sudah mendaftarkan diri ke KPU. Mereka adalah Hasrat-Rivai Gunawas, disusul pasangan Andi Nirwana Sebbu-Heryanto dan paling akhir adalah Burhanuddin-Ahmad Yani.  Tiga pasangan inilah yang sukses masuk arena kontenstasi Pilkada seteleh berjibaku mengumpulkan dukungan partai politik peserta Pemilu 2024. Mereka tinggal menunggu ditetapkan KPU sebagai peserta Pilkada 2024.

Sejatinya, ada belasan orang yang usai Pemilu 2024 digelar, langsung “memasarkan” diri untuk maju di Pilkada. Mereka memasang alat peraga sosialisasi dengan beragam model. Ada yang bahkan sudah turun lapangan menggalang dukungan, sembari meyakinkan pemilih bahwa ia bakal maju. Sayangnya, sampai peluit akhir ditiup KPU sebagai tanda berakhirnya masa pendaftaran, hanya enam orang yang mendaftarkan diri. Sisanya, terlempar dari arena. Siapa saja mereka? Lenterasultra.com merangkumnya untuk Anda.

 

dr Marsasmita

Nama perempuan muda ini mendadak mencuri perhatian sejumlah warga Kabupaten Bombana. Sejak Maret 2024, atau sebulan setelah Pemilu, ruang-ruang publik di daerah itu termasuk beberapa akun dunia maya mengenalkan nama wanita ini sebagai salah satu kandidat yang bakal maju di Pilkada Bombana. Baliho, spanduk hingga flayer tersebar. Fotonya berkerudung merah muda dengan gagasan Bombana Unggul. Tak diketahui dengan pasti jejak politiknya, termasuk afiliasi partainya.

Ketika partai-partai politik di Bombana membuka pendaftaran dan penjaringan kandidat calon bupati, namanya pun ada di daftar registrasi sebagai pengambil formulir. Tapi pada akhirnya, tak satupun formulir itu dikembalikan. Proses pencalonannya pun mati suri dan tak pernah lagi terdengar kabarnya. Alih-alih masuk gelanggang Pilkada, namanya tak lagi terdengar dibahas partai manapun.

Muhammad Basri Tahir

Sosok pengacara muda Bombana ini sempat mengagetkan kancah politik daerah itu. Tanpa banyak atribut sosialisasi di lapangan, mendadak ia mendaftarkan diri ke sejumlah partai politik yang membuka pendaftaran, April 2024 silam. Dalam catatan media ini, pria yang mambranding dirinya dengan sebutan “Gemoynya Bombana” tersebut mendaftarkan diri ke PKS, PDIP dan PKB. Bahkan, saat mengembalikan formulir di PKB, ia diantar banyak orang yang diklaim sebagai pendukungnya.

Optimisme Basri Tahir kian tinggi saat PKB mencantumkan namanya dalam daftar yang berhak ikut Uji Kepatutan dan Kelayakan (UKK), dan dipertemukan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar di Makassar. Entah bagaimana kisahnya, namanya akhirnya meredup. PKB pada akhirnya memberi surat rekomendasi ke calon lain. Demikian halnya dengan PKS, yang akhirnya tidak mengajukan namanya untuk ikut proses lanjutan.

Irda Siswanto

Pria muda yang menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Bombana ini sempat menarik perhatian dengan rencananya untuk maju di Pilkada Bombana. Ia mendaftarkan diri di hampir semua partai yang membuka penjaringan. Alat peraga sosialisasi di pasangnya di banyak tempat di wilayah Bombana. Turun lapangan pun dilakukan demi meyakinkan orang.

Beberapa kali, foto Irda bersama beberapa orang penting baik di Sultra maupun di Jakarta yang terkoneksi dengan partai politik tertentu dimunculkan di ruang-ruang diskusi dunia maya. Eksepktasi para pendukungnya perlahan naik. Sebuah kendaraan angkutan dengan gambar Irda Siswanto bahkan sudah disiapkan. Partai Golkar sempat mengajukan namanya sebagai salah satu kandidat potensial untuk dipilih.

Sayangnya, seperti halnya dua kandidat yang dikisahkan lebih awal, “mesin” perjuangannya mendadak mati. Bulan Juni, sudah tak ada lagi yang membicangkan sosok ini sebagai yang potensial mendapatkan kendaraan partai politik. Partai-partai yang punya kursi di DPRD, bahkan sudah ada yang mengeluarkan rekomendasi/surat tugas ke kandidat lain. Irda akhirnya tak pernah sampai ke gelanggang.

Rahmat Jaya Rahman

Entah darimana asal-usul sosok ini, tiba-tiba saja ada banyak atribut dan alat peraga sosialisasi bergambar namanya muncul di ruang-ruang publik di Bombana. Satu-satunya ingatan orang tentang nama ini adalah saat ia menggelar sebuah acara jalan sehat bertabur hadiah, tapi itu digelar sebelum Pemilu dilaksanakan. Setelahnya, bahkan mendaftarkan diri ke partai politik yang membuka penjaringan, tak dilakukannya secara serius.

Uniknya, di baliho yang dipasangnya, malah ada beberapa logo partai politik sebagai latar belakang, dengan dilambari tulisan “2024 Saya Bupati Bombana”. Partai Golkar juga sempat memasukan namanya sebagai calon yang bisa disurvey elektoralnya. Tapi, tak satupun partai yang akhirnya memintanya maju dan memberikan rekomendasi. Namanya perlahan hilang disapu angin. Jejaknya tak pernah sampai ke KPU.

Sahrun Gaus

Nama politisi ini sudah cukup populer di Bombana. Ia salah satu inisiator dan pejuang mekarnya kabupaten itu dari induknya, Kabupaten Buton. Ia sempat jadi anggota DPRD Sultra, calon Bupati Bombana tahun 2005 lalu, anggota DPRD Bombana tahun 2009-2014 dan jadi Ketua Partai Demokrat Bombana. Wajar jika ia layak diperhitungkan untuk maju.

Alat peraga kampanyenya bahkan sudah terpasangan di banyak sudut ruang publik. Ia mengikuti proses penjaringan di Partai Keadilan Sejahtera (PKS), hingga diajukan sebagai salah satu yang ikut uji kelayakan di DPW PKS, bersama dua kandidat lainnya. Sayangnya, itulah terakhir kali namanya muncul. PKS pada akhirnya mengajukan kandidat lain. Sedangkan partai lain, tak pernah memunculkan namanya sebagai yang pantas diajukan. Sahrun Gaus akhirnya tak pernah sampai ke arena Pilkada.(red/bersambung)