BOMBANA, LENTERASULTRA.COM-Setelah lebih dari dua dekade berdiri menjadi daerah otonom, mekar dari induknya, Kabupaten Buton tahun 2003 silam, banyak perubahan yang menyolok di Kabupaten Bombana saat ini. Salah satu yang menarik adalah menurunnya angka kemiskinan di wilayah tersebut. Dulu di tahun 2005, ada 26 persen orang miskin di Bombana, tapi kini tersisa 10,73 persen saja.
Capaian kemajuan Wonua Bombana pascajadi daerah otonom itu dipaparkan Pj Bupati Bombana, Edy Suharmanto dalam acara Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) untuk rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) Bombana tahun 2025-2045 di Aula Tanduale, kantor Bupati Bombana, Selasa, 21 Mei 2024.
Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran, Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ini bilang, berdasarkan RPJPD Kabupaten Bombana tahun 2005-2025 yang sudah berjalan selama 19 tahun, capaian kinerja indikator makro pembangunan Kabupaten Bombana, mengalami perubahan yang sangat signifikan.
Untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bombana misalnya, di tahun 2005 berada diangka 6,96 persen. Pertumbuhan ekonomi mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun hingga pada tahun 2023 menjadi sebesar 4,26 persen. Penurunan ini lanjut Bupati Edy disebabkan pandemi covid-19 dan el-nino yang cenderung rentan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Namun demikian, produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita meningkat lebih dari 10 kali, dimana pada tahun 2005 pendapatan perkapita sebesar 4,8 juta rupiah menjadi 54,12 juta rupiah pada tahun 2023. Seiring dengan peningkatan PDRB perkapita, angka kemiskinan dan pengangguran lanjut Edy Suharmanto mengalami penurunan yang signifikan. Angka kemiskinan pada tahun 2005 sebesar 26,17 persen menurun menjadi 10,73 persen pada tahun 2023.
Begitu pula angka pengangguran, pada tahun 2005 sebesar 15,81 persen turun menjadi 1,16 persen pada tahun 2023. Tingkat ketimpangan pendapatan yang biasa diukur dengan indeks gini, dalam 19 tahun terakhir ini menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan menurun dari tahun 2005 sebesar 0,320 poin menjadi 0,310 poin pada tahun 2023. Sementara indeks pembangunan manusia (IPM), menunjukkan capaian yang semakin membaik dimana pada tahun 2005 angka ipm sebesar 63,80 poin menjadi 68,02 poin di tahun 2023.
Oleh karena itu, dengan memperhatikan capaian makro pembangunan Kabupaten Bombana dan merujuk pada rumusan visi, misi dan arah kebijakan Nasional maupun Provinsi Sulawesi Tenggara, maka rumusan visi rencana pembangunan jangka panjang daerah Kabupaten Bombana 2025-2045 adalah “Bombana yang berdaya saing, sejahtera, maju dan berkelanjutan”.
Capaian kinerja indikator makro Kabupaten Bombana selama 19 tahun terakhir dipaparkan Edy Suharmanto di hadapan ratusan orang yang hadir dalam acara Musrembang RPJPD 2025-2045. Diantara mereka, ada Kepala Bappeda Provinsi Sultra, J. Robert, Forkopimda Bombana, kepala organisasi perangkat daerah, para kepala bagian Setda, camat, lurah dan kepala desa se kabupaten Bombana, instansi vertikal, perusahaan daerah, perwakilan organisasi kemasyrakatan dan stakeholder terkait. Usai pemaran capaian kinerja indikator makro Bombana selama 19 tahun dilanjutkan dengan pembahasan RPJPD Bombana untuk 20 tahun kedepan. (adv)