Kejar Tiket Pilkada Bombana, Andi Firman Bidik Empat Parpol

Andi Firman (kanan), salah satu kandidat calon Bupati Bombana menerima hasil peneilaian UKK dari PKB di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (20/5/2024). Andi Firman jadi satu dari empat kandidat yang kini berebut tiket dari PKB. FOTO :IST

 

RUMBIA, LENTERASULTRA.COM-Pilkada Bombana kian seru saja. Perebutan tiket dari partai politik untuk bisa diusung di hajatan pemilihan kepala daerah, November mendatang kian sulit diprediksi. Para kandidat yang sudah menyatakan diri untuk maju, masing-masing optimis bisa mendapatkan restu partai politik. Andi Firman, salah satunya. Ia mengaku kian dekat dengan dukungan tersebut.

Sebuah foto bergambar Ketua DPRD Bombana periode 2014-2019 tersebut sedang menerima map berlogo PKB dari seorang pengurus partai itu di DPP PKB kini beredar luas. Apakah itu rekomendasi dari partai besutan Muhaimin Iskandar ini? “Bukan saudaraku, itu kami diberikan hasil penilaian UKK, semacam hasil fit and propertes yang sudah kami jalani,” aku Andi Firman, saat dihubungi lenterasultra.com, Selasa (21/5/2024).

Anggota DPRD Bombana ini menjelaskan, uji kompetensi di PKB itu ia jalani bersama beberapa kandidat lain dari Bombana. Di forum itu, semua kandidat ditanyak soal kesiapannya, kemampuannya, gagasannya tentang daerah yang hendak dipimpin dan tentu saja komitmennya dengan partai jika mendapat tiket. “Itu (UKK) formalnya, tapi berdasarkan komunikasi kami secara internal, kami optimis bisa diusung PKB nantinya,” tambah Andi Firman.

Kendati saat ini Andi Firman masih tercatat sebagai kader PAN, tapi ia memilih mencari jalan berbeda. Ia tak mengincar partai induknya agar bisa diusung. Ia memilih mendaftar dan mengikuti proses di empat partai lain yang juga punya kursi di DPRD Bombana. Selain PKB, ia juga menjajal jalur Pilkada lewat Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Nasdem. Andi Firman juga mengaku sedang berkomunikasi intensif dengan Partai Gerindra, yang meski tidak membuka pendaftaran tapi tidak menutup diri.

Untuk diketahui, PKB Bombana berhasil merebut 4 (empat) kursi di Pemilu 2024. Sedangkan PBB berhasil mendapatkan 2 (dua) kursi. Sementara Partai Nasdem dan Gerindra masing-masing punya empat kursi. Untuk bisa mengajukan satu pasangan calon di Pilkada, cukup minimal 5 kursi atau 20 persen dari total 25 kursi DPRD Bombana.

“Insya Allah saudaraku, doakan biar bisa dapat tiket Pilkada. Optimisme ini bukan sekadar sebuah percaya diri, tapi ada dasarnya. Tentu saja tidak mungkin kita buka dipublik, sejauh mana proses yang sudah saya jalani tapi makin dekat dengan hasil menggembirakan. Saya sangat serius tentang ini karena Bombana harus dipimpin orang yang tepat dan paham betul daerah tersebut,” urai Andi Firman.

Sosok politisi yang masih relatif muda ini bukanlah orang baru di Bombana. Jejak politiknya terbilang mengilap. Ia mulai saat maju jadi Caleg DPRD Bombana periode 2014-2019. Ia diusung PAN dari Dapil 1 yang saat itu mencakup Kecamatan Rumbia, Rarowatu, Masaloka, Lantari Jaya, Mata Oleo, Matausu. Hasilnya, ayah dari lima orang anak ini bahkan meraih dukungan melebihi angka Bilangan Pembagi Pemilih (BPP), hingga yakni 3847 suara.

Raihan ini, tidak saja mengantarkannya melenggang mulus ke parlemen dan ditetapkan jadi anggota DPRD Bombana periode 2014-2019, tapi juga ikut mengerek raihan kursi bagi PAN di Dapil ini hingga bisa mendulang 3 kursi. PAN menghargai kesuksesan Andi Firmandengan mengganjar lelaki ini sebuah posisi mentereng di parlemen, yakni Ketua DPRD Bombana untuk periode 2014-2019.

Di Pemilu 2019, ia kembali maju. Kali ini situasinya berbeda. Daerah pemilihan (Dapil) yang sudah ditambah membuatnya memilih untuk bertarung di wilayah yang rivalitasnya tinggi, karena hanya menyediakan 4 kursi di Dapil yang meliputi 4 kecamatan masing-masing Lantari Jaya, Rarowatu, Rarowatu Utara dan Matausu. Politisi kelahiran 1980 ini kembali terpilih dengan meraih suara 1.054. Di Pemilu 2024, ia memilih untuk tidak lagi berkontestasi.

Pengalaman itulah yang membuatnya percaya bahwa cita-citanya maju sebagai kepala daerah, tidak hadir dengan tiba-tiba. 10 tahun jadi anggota DPRD adalah modal utama baginya untuk paham betul seluk belum daerah tersebut dan tahu problem dan solusinya. “Dulu cita-cita saya sebelum ke politik, hanya ingin jadi pegawai negeri. Sekarang, jalan hidup membawa saya sampai ke fase untuk jadi pemimpin pegawai negeri,” pungkasnya.(iza)

*PKB *Andi Nirwana