“Kampiri” dari Bombana Tampil di Depan Ibu Negara

Replika Kampiri, lumbung pangan masyarakat Bombana di masa lalu ditampilkan dalam bentuk mobil hias dan dipertunjukan di acara HUT Dekranas di Kota Solo, Jawa Tengah. Acara itu sendiri dihadiri Ibu negara, Iriana Joko Widodo. FOTO :DISPAR Bombana

 

BOMBANA, LENTERASULTRA.COM-Pernah dengar istilah Kampiri? Warga yang sudah lama mendiami wilayah Kabupaten Bombana, utamanya di Pulau Kabaena dan juga di wilayah Rarowatu pasti familiar dengan nama ini. Ya, Kampiri adalah semacam rumah kecil yang dipakai untuk menyimpan hasil panen, baik itu padi, jagung atau umbi-umbian. Saat musim paceklik dan kemarau panjang, cadangan makanan yang tersimpan di Kampiri itulah yang dikonsumsi.

Tradisi lampau ini kemudian direplika. Bangunan kecil ini tiba-tiba sudah ada di Kota Solo, Jawa Tengah. Dengan sedikit modifikasi, dan diberi roda sebagai penggerak, replika Kampiri diboyong sampai ke Pulau Jawa dan ditampilka di puncak acara ulang tahun ke 44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) tahun 2024 ini. Ada ibu negara, Iriana Joko Widodo hadir di acara yang dirangkai dengan peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Cosplay Kampiri dengan tajuk Kampiri in Bombana Regency ini ditampilkan oleh Dekranasda Kabupaten Bombana dalam sebuah parade mobil hias yang digelar 13 sampai 17 April 2024 lalu di Solo. Sejumlah acara digelar di hari jadi Dekranas. Mulai dari parade mobil hias, kriya dan budaya serta pameran produk unggulan disetiap daerah dan pelatihan bagi para perajin.

Penjabat (Pj) Ketua tim Penggerak PKK Bombana Aeni Mutmainnah memimpin rombongan Dekranasda Bombana di Kota yang dipimpin Gibrang Raka Bumi Raka itu. Istri Pj Bupati Bombana, Edy Suharmanto itu mengatakan Kampiri in Bombana Regency merupakan rumah Kotu’a (sebutan Pulau Kabaena dalam bahasa daerah) khas Kabupaten Bombana, yang di gunakan sebagai tempat menyimpan hasil panen.

Mobil hias Kampiri dilengkapi berbagai ornamen. Mulai dari tanduk rumah berupa ornamen pahatan yang berbentuk kerbau, ukiran gagang parang yang melambangkan kerja keras, ukiran tombak melambangkan kepatriotan, ukiran mata keris melambangkan keberanian, ukiran burung melambangkan penjaga kesulawesian, dan ukiran ragam motif daun dan tumbuhan melambangkan keramahtamahan dan tolong menolong.

Selain menampikan replika Kampiri dalam bentuk lebih modern, kendaraan hias Pemda Bombana juga menampilkan beberapa kekhasan Bombana, seperti minatur Jonga, satwa yang mendiami TNRAW. FOTO DISPAR BOMBANA

 

Dalam legenda masyarakat yang berdiam di Kabupaten Bombana, ada beberapa ciri khas yang terkandung dan menjadi icon di wilayah Wonua Bombana. Diantaranya, keunikan beragam motif Bombana yang tergambarkan dalam mobil hias tersebut yaitu motif burisininta (paku- paku) dan motif bosu-bosu (berenda tunggal).

Ada juga Jonga atau Rusa. Satwa ini merupakan penghuni utama kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW). Di mobil hias itu juga dihiasi be’u atau balase merupakan kerajinan tangan tradisional yang tidak hanya menampilkan keindahan tetapi juga sebagai alat pemersatu bagi masyarakat Bombana. Be’u berupa anyaman yang terbuat dari tumbuhan sejenis daun resam dan dibentuk berdasarkan keinginan penganyam.

Be’u berfungsi sebagai alat pemersatu, khususnya pada penyelenggaraan adat. Icon lain yang ada di Bombana adalah negeri di awan merupakan icon yang tercipta di Kabupaten Bombana karena keindahan gunung yang terselimuti awan. Gunung Tangkeno ini, terletak di Desa wisata Tangkeno, Kabaena Tengah, Kabupaten Bombana. “Dengan balutan ornamen tersebut, kami mengharapkan dapat memakmurkan seluruh masyarakat Kabupaten Bombana dan seluruh masyarakat Indonesia,” kata Aeni Mutmainnah melalui Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Bombana, Anisa Sri Prihatin. (adv)

*Kepala Desa *PAN