RUMBIA, LENTERASULTRA.COM-Hari masih sangat pagi. Ufuk masih kemerahan warnanya. Sembari memandang langit, khawatir turun hujan, Muhammad Ilham berdiri di depan rumahnya. Lelaki berusia 21 tahun yang baru saja didaulat jadi Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di kampungnya itu sedang menanti belasan kawannya. Pagi itu, Kamis (25/01/2024) mereka dijadwalkan hendak dilantik biar resmi jadi anggota KPPS, ujung tombak Pemilu 2024.
Ilham tak sendiri. Ada 13 orang lain dari dusunnya, di Boepapa, Desa Lengora Pantai, Kecamatan Kabaena Tengah, Bombana, Sulawesi Tenggara yang harus ikut dilantik. Mereka bertanggungjawab mengurus 2 TPS di Dusunnya, dengan populasi pemilih lebih dari 400 orang. Setelah semuanya berkumpul, mereka bergegas. “Perjalanan masih jauh. Harus lewat laut, susuri muara habis itu jalan kaki lagi, masuk hutan” kisah Ilham, sesaat setelah ia dilantik jadi KPPS, sepekan lalu.
Perjuangan Ilham dan kawan-kawannya untuk sampai ke lokasi pelantikan di Desa Lengora Pantai memang tak mudah. Saat warga lain di kampungnya bahkan masih berbalut selimut, mereka sudah menapak tanah berpasir di tepi pantai. Perahu yang sudah disiapkan sejak semalam, nyaris tak muat saat para anggota KPPS itu masuk ke perut sampan bermotor itu.
“Lautnya tidak jauh ji Pak, karena setelahnya kita susuri muara kurang lebih dua jam. Setelah itu, kita jalan kaki lagi, lewati hutan. Untung banyak orang jadi tidak terasa itu dua kilometer. Hanya tidak nyamannya karena lumpur yang kita lalui. Sekitar 3 jam lebih dari kampung, baru kita bisa sampai di pusat desa, ikut pelantikan di desa,” imbuh pria yang baru pertama kali jadi anggota KPPS.
Meski masih belia, tapi Ilham bersyukur bisa dipercaya jadi bagian penting dari proses penyelenggara Pemilu. Ia banyak belajar soal demokrasi negeri ini, dan tentu saja menjadi ujung tombak terselenggaranya Pemilu yang sukses di dusunnya. Apalagi, tahun ini, KPU menaikan honor mereka sehingga terasa lebih manusiawi. “Honornya naik 100 persen dari 5 tahun lalu. Sudah satu jutaan. Kita datang pelantikan ada pengganti transpor. Ikut Bimtek juga dikasih. Senang sekali karena KPU peduli terhadap hal-hal seperti ini,” semringah Ilham.
Lain Ilham, lain juga cerita Hasrianti. Ketua KPPS 04 di Dusun Boepapa ini sejak awal memang ingin jadi anggota KPPS. Makanya, ketika terpilih ia sangat girang. Pemilu baginya adalah tempat ideal belajar tentang dinamika demokrasi, apalagi sebagai KPPS, mereka adalah ujung tombak suksesnya Pemilu. KPU juga menyiapkan dengan baik semua kebutuhan para penyelenggara.
Kendati harus menempuh perjalanan panjang dan melelahkan dari kampungnya, Hasrianti tidak menganggap itu masalah. Apalagi, di lokasi kegiatan, baik itu pelantikan maupun Bimtek, KPU melalui PPS menyediakan aneka makanan menarik dan tentu saja, mengganti biaya transportasi yang sudah dikeluarkan para anggota KPPS. “Tugas kami belajar dan paham soal proses pemungutan dan penghitungan suara. KPU menyiapkan kebutuhan kami,” tandasnya.
Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kabaena Tengah, Iswadi menjelaskan jika antusias warga untuk jadi anggota KPPS di wilayahnya sangat tinggi. Menurutnya, ini karena kepercayaan publik terhadap KPU yang cukup tinggi. “Hak-hak yang kawan-kawan KPPS harus terima, tak kami tunda langsung disalurkan. Itu juga yang membuat KPPS kami yang jumlahnya 119 orang dari 17 TPS ini bersemangat belajar saat di Bimtek akhir Januari lalu,” terang Iswadi.
Kisah lebih heroik muncul di Kabaena Barat. Beberapa TPS di wilayah itu berada di pesisir Pulau Kabaena, yang hanya bisa disambangi dengan perahu bermesin. Jangan tanyak soal gelombang, karena itu jadi menu sehari-hari warga. TPS 08 di Pulau Sagori, Kelurahan Sikeli Kabaena Barat misalnya. Waktu tempuh dari pusat kelurahan, sekitar sejam. “Itu Sagori memang kelihatan dari Sikeli Pak, tapi lautnya juga kelihatan tingginya,” ucap Bahtiar, Ketua KPPS TPS 08, Sagori, sembari tersenyum.
Ia bercerita, saat menghadiri pelantikan di Sikeli, 25 Januari lalu, bersama kawan-kawannya, memilih berlayar lebih pagi saat ombak masih santai. Tapi tetap saja, mereka sulit melawan kehendak alam karena gelombang muncul mendadak dan menampar keras perahu mereka. Untung saja, Bahtiar dan koleganya sudah terbiasa menerjang gelombang.
“Kami senang bisa dipercaya KPU jadi KPPS lagi. Orang bilang, pekerjaanya berat tapi bagi kami, jika semua aturan dipatuhi, bimbingan teknisnya diikuti baik, saya yakin semua bisa dilalui mudah. Apalagi saya lihat, KPU lewat PPK, sangat menghargai kinerja kami. Semua biaya ditanggung bahkan honor dinaikkan. Intinya kami bangga dipercaya KPU,” tukas Bahtiar.
Cerita serupa juga dituturkan Wawan dan Sumarto dari TPS 02 dan TPS 03 Pulau Bangko, di Desa Baliara Kepulauan. Ketika menghadiri bimtek di pusat kecamatan, berhadapan dengan ganasnya gelombang jadi keasyikan tersendiri. Keduanya mengaku sudah terbiasa dengan situasi semacam itu, meski memang sesekali mengancam nyawa. “Jadi KPPS ini, adalah cara kecil kami memberi sumbangsih buat negara,” kata Sumarto, mewakili kawan-kawannya, anggota KPPS di Pulau Bangko.
Ketua Pantia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kabaena Barat, Muhammad Arif menjelaskan jika KPPS di wilayah kerjanya mencapai 168 orang yang tersebar di 24 TPS. Katanya, beberapa TPS di Kabaena Barat memang berada di pesisir dan pulau-pulau kecil yang jika hendak diakses, harus melewati terjangan gelombang. Kendati demikian, ketika diundang ikut Bimtek Pemilu, semua hadir.
“Untung saja, KPU menyiapkan semua fasilitas baik soal modul belajar, konsumsi yang sehat hingga pengganti biaya transport yang layak. Mungkin itu yang membuat kawan-kawan KPPS ini selalu bersemangat. Mudah-mudahan sampai hari H pencoblosan nanti, mereka tetap merawat semangat itu. Apalagi, KPU tidak saja menyiapkan honor yang pantas, tapi juga menjamin mereka dengan asuransi selama bekerja,” tukas Arif.
Sementara itu, Sekretaris KPU Bombana, Andi Agusaling mengaku jika pihaknya sangat memperhatikan kebutuhan dan fasilitas dari petugas KPPS, mulai dari penyediaan makanan yang sehat dan bergizi hingga biaya-biaya yang ditimbulkan dari kegiatan pelantikan KPPS yang jumlahnya 3.304 orang dengan 472 TPS di 143 desa/kelurahan yang ada di Bombana.
“Kami memang diperintahkan Pa Sekjend KPU untuk benar-benar memperhatikan segala kebutuhan KPPS, sejak mereka dilantik, di Bimtek sampai melaksanakan tugas nanti,” terang Andi Agus. Lelaki murah senyum ini menambahkan, untuk seorang anggota KPPS ketika menghadiri pelantikan dan Bimtek, maka pihaknya mengganti biaya transportasi yang sudah digunakan peserta sebesar Rp 150 ribu.
Kepada jajaran sekretariat PPK dan PPS di Bombana, Andi Agusaling meminta agar memberikan dukungan penuh terhadap kerja-kerja KPPS termasuk mengupayakan segala fasilitas yang dibutuhkan. Bagaimanapun, di tangan KPPS lah, sukses dan tidaknya Pemilu 2024 akan ditentukan. “Mereka sebenarnya yang jadi ujung tombak Pemilu ini. Tugas kami, mendukung dan memberikan fasilitasnya,” pungkas Andi Agus.(red)