LAWORO, LENTERASULTRA.COM-Masyarakat pesisir di Muna Barat yang mayoritas bekerja di sektor perikanan dan kelautan bisa lebih bergairah bekerja. Pasalnya, pemerintah setempat memberi perhatian besar terhadap warganya yang bekerja di sektor ini. Gelontoran dana APBD disiapkan demi menfasilitasi berbagai kebutuhan sarana para nelayan dan juga petambak. Tahun ini saja ada Rp4 miliar dikucurkan demi mereka yang menggantungkan hidup di laut.
“Kami siapkan bantuan bagi para nelayan di Mubar ini,” terang La Saludin, Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Mubar. Ia menyampaikan ada beberapa program yang disalurkan kepada masyarakat kepulauan. Pertama, Program bantuan perikanan tangkap yang terdiri dari bantuan sarana dan prasarana penangkapan ikan seperti pengadaan perahu dan mesin ukuran di bawah 3 gross ton, jaring ikan, jaring kepiting, bubu kepiting, bagang, pancing senggol, drum plastik, hingga mesin TS dan mesin outboard.
Selain itu, lanjut Saluddin, ada bantuan perikanan budidaya seperti pengadaan bibit rumput laut, bibit ikan, dan bantuan pembangunan hatchry. Tak cukup sampai disitu, Pemda Mubar juga mengalokasikan anggaran untuk program pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang terdiri dari sarana dan prasarana miniplant rajungan dan bantuan sarana prasarana pengolahan Ikan.
“Secara umum ada tiga program bantuan pemerintah yang di salurkan melalui DKP yaitu program bantuan perikanan tangkap yang terdiri bantuan sarana dan prasarana penangkapan ikan, bantuan perikanan budidaya, dan program pengolahan dan pemasaran hasil perikanan,” jelsnya, Minggu, 2 Desember 2023 kemarin.
Saluddin menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan ketiga program tersebut, Pemda Mubar melibatkan dua bidang berbeda pada dinas perikanan. Khusus di bidang perikanan tangkap, sudah ada sekitar 21 jenis bantuan yang telah disalurkan ke masyarakat.
Adapun bantuan itu terdiri dari 3 unit perahu fiber beserta mesin penggeraknya nelayan di Desa Umba, Kecamatan Napano Kusambi dengan anggaran 180 juta rupiah, 1 unit perahu fiber dan mesin untuk Desa Lahaji dan Tangkumaho, di Kecamatan Napano Kusambi Rp140 Juta serta dua unit pengadaan perahu penangkap Ikan Desa Maginti dan Tanjung Pinang dengan nilai Rp.120 Juta.
Ada pula bantuan berupa mesin kapal yang terdiri dari 1 buah mesin out board untuk Desa Gala senilai Rp 44 Juta, 1 buah pengadaan mesin kapal 24 PK Desa Pajala senilai Rp.30 juta, serta 5 drum pengadaan bahan baku pembuatan perahu fiber di Desa Katela senilai Rp50 juta, 2 unit bagang apung untuk Desa Katela dan 2 unit untuk Desa Kasakamu, dan Lakawoghe senilai Rp.300 juta, serta 1 paket bagang apung senilai Rp.150 juta.
Saluddin menambahkan bantuan juga diberikan berupa 1 paket alat tangkap jaring ikan Desa Lahaji senilai Rp.20 Juta, 700 buah bubu rajungan Desa Bangko senilai Rp.63 juta, dan 2 paket pengadaan bubu rajungan Desa Santiri dan Tasipi senilai Rp.70 juta. Lalu, 200 piece jaring kepiting Desa Santigi senilai Rp.36 juta, 3 paket pengadaan jaring kepiting di Desa Bero, Santigi dan Mandike senilai Rp.70 juta.
Sementara di Desa Labokolo dan Sukadamai, disalurkan bantuan berupa 1 paket alat tangkap (jala buang) senilai 18 juta rupiah. “Jadi total anggara untuk bantuan di bidang penangkapan ikan itu Rp. 1,2 miliah lebih. Kami sudah salurkan semuanya Oktober sampai dengan November lalu,” terangnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Pengembangan Perikanan Budidaya, Subakti menyampaikan bahwa di bidangnya juga tak kalah banyak bantuan untuk masyarakat pesisir dan nelayan. Setidaknya, ada tiga program yang disalurkan yakni bibit ikan air tawar sebanyak 30.000 ekor dan bibit ikan jenis nener (bandeng) dengan jumlah 4.500 ekor.
“Untuk dua sektor itu, sudah menyerap dana sebsar Rp.200 juta. Belum lagi ada bantuan budidaya rumput laut sebesar Rp.105 juta,” tukasnya. Subakti menambahkan bahwa Pemda juga menyalurkan bantuan dengan anggran yang cukup besar senilai 2,5 miliar berupa pembangunan Hatchery atau tempat pembibitan udang seluas 65 x 120 meter yang dibangun di Desa Pahala, Kecamatan Maginti Mubar.
Tujuannya tentu saja untuk memfasilitasi pembudidayaan tambak udang yang diperkirakan sekitar 1.250 hektar. “Fisik dengan item kelengkapan haycerry dianggarakan sebesar Rp 2,5 M. Untuk persiapan dan pengawasannya diporsikan 200 juta rupiah,” kata dia.
Untuk diketahui, Hatchery atau tempat penetasan adalah proses dan tempat pembenihan udang yang berguna untuk menjaga kualitas telur-telur udang sebelum, ketika, dan saat menetas agar jauh dari risiko terpapar virus dan penyakit yang berada di kolam budidaya. (adv/sri wahyuni)