BUTON TENGAH, LENTERASULTRA.COM-Sampah kini jadi masalah serius di Buton Tengah (Buteng). Produksi sampah warga yang kian meningkat akibat populasi manusia yang bertambah plus tidak maksimalnya pengangkutan jadi pemicu lahirnya pemandangan tak elok di setiap sudut pemukiman di wilayah itu. Beberapa tepi jalan, kini jadi lokasi pembuangan sampah warga dan terlihat berserakan serta menumpuk tak terurus.
Dinas Lingkungan Hidup Buton Tengah mengakui bahwa ada problem tata kelola sampah di daerah berjuluk negeri seribu goa itu. Salah satunya karena tak ada tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. “Kondisi persampahan di Buteng ini sudah parah dan memprihatinkan. Tumpukan ada di mana-mana, berserakan di tepi jalan utama dan dikerumuni hewan. Tidak enak sekali pemandangannya,” prihatin Tasman, Ketua Komisi 3 DPRD Buteng.
Ironisnya, kata Tasman, pemandangan seperti ini terjadi hampir disemua kecamatan. Jika dibiarkan berlarut-larut, tumpukan sampah yang sudah dikerumuni lalat itu, bisa menyebabkan sumber penyakit bagi penduduk disekitarnya. “Jadi ancaman ini sampah yang menumpuk. Sudah kotor, tidak nyaman, merusak pemandangan lagi. Buteng ini sudah darurat sampah. Ini karena tidak adanya TPA,” kesal Tasman di gedung DPRD Buteng, Rabu, 14 November 2023.
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Buteng ini mengatakan Pemda Buteng melalui Dinas Lingkungan Hidup harus proaktif mengurai masalah tumpukan sampah sebelum TPA yang disiapkan antara Desa Lolibu dan Batubanawa tuntas dibangun. Anggota DPRD Buteng tiga periode ini meminta instansi tehnis yang mengurusi masalah sampah ini jangan tutup mata apalagi mendiamkan masalah sampah yang menumpuk.
Menurut Tasman ada beberapa titik sampah yang menumpuk dan sudah menimbulkan aroma tidak sedap. Diantaranya, di jalan poros Lakapera-Lombe, Kecamatan Gu, ada dua titik tumpukan sampah. Semunya terletak di pinggir jalan. Sampahnya berbagai jenis. Mulai dari limbah organik hingga anorganik. Ada sampah kering hingga sampah basah. Semuanya menyatu dalam satu tumpukan. Ada juga di jalur menuju SMA di Mawasangka. Sampah juga menumpuk dan membusuk.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buteng, Kasim mengakui terjadi penumpukan sampah dihampir semua kecamatan. Kondisi tersebut menurut Kasim akibat tidak adanya TPA. Meski begitu, dengan keterbatasan personil dan kendaraan, instansi yang ia pimpin tetap berupaya mengurai penumpukan sampah yang sudah membusuk. Salah satnya dengan mengangkut sampah-sampah masyarakat disetiap tempat pembuangan sementara (TPS) yang sudah menumpuk.
Sampah ini kemudian dibuang di tempat pembuangan akhir sementara milik masyarakat yang mengizinkan tanahnya dipakai untuk membuang sampah. Ia menyebut, untuk sementara, ada beberapa titik jadi pembuangan akhir. Di Lombe misalnya (Kecamatan Gu), sampah dibuang di lahan warga menuju lokasi pembangunan kantor bupati. “Tapi ini tidak maksimal juga karena ketika sampahnya mulai menggunung, pemilik lahan tidak mengizinkan lagi tanahnya jadi pembuangan sampah,” keluhnya.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Buteng, Said mengatakan, Pemda Buteng memang belum memiliki TPA. Meski begitu, pihaknya sudah menyiapkan lahan sekitar 10 hektar untuk pembangunan TPA. Lokasinya, antara Desa Lolibu dan Batubanawa.
Said mengaku, belum difungsikannya lokasi TPA itu disebabkan karena sarana dan prasarananya yang belum ada. Selain itu, akses jalan menuju rencana pembangunan TPA itu belum semuanya dibangun. “Jalan masuk dari jalan poros utama menuju TPA sekitar 2 kilometer. Yang baru dibangun sekitar 400 meter. Itupun masih pengerasan. Sisanya belum dikerjakan. Insya Allah tahun 2024 dianggarkan. Termasuk sarana pendukung di lokasi TPA,” kata mantan Plt Kadis di instansi setempat via ponselnya, Kamis pagi, 15 November 2023. (adv)
Penulis : Adhi