KENDARI, LENTERASULTRA.COM- Melonjaknya harga sejumlah bahan pokok coba ditekan Pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara. Melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Tenggara (Sultra), pemerintah di Bumi Anoa menggelar pasar murah. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman kantor Disperindag selama sepekan sejak Selasa, 17 Oktober 2023.
Kepala Dinas Disperindag Sultra Sitti Saleha mengatakan, operasi pasar murah yang kesekian kalinya ini dilaksanakan sebagai bentuk upaya pemerintah menekan harga komoditas kebutuhan pokok yang belum stabil. Keberadaan pasar murah ini diharapkan bisa membantu masyarakat mencukupi kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, sekaligus untuk menjaga stabilitas stok komoditas serta menekan inflasi.
Saleha bilang, operasi pasar ini menjadi langkah jitu menstabilkan harga di pasaran. Ini sebagai bentuk perhatian pemerintah hadir ditengah masyarakat. Mantan Penjabat (Pj) Bupati Bombana ini menambahkan operasi pasar memang menjadi salah satu upaya pemerintah dalam menekan gejolak harga di pasaran. Itu setelah ancaman inflasi yang hingga kini terus membayangi akibat berbagai faktor. “Operasi pasar murah ini difasilitasi 10 distributor serta dua badan usaha milik negara (BUMN) yakni perusahaan perdagangan Indonesia (PPI) dan Bulog,” kata Sitti Saleha.
Kepala bidang perdagangan dalam negeri (PDN) Dipserindag Sultra, La Ode Muhammad Fitrah Arsyad menambahkan operasi pasar murah di halaman kantornya akan dilaksanakan hingga Sabtu, 22 Oktober 2023. –Ica- sapaan akrabnya berharap kepada seluruh masyarakat yang ada di Kota Kendari memanfaatkan kehadiran pasar murah ini, karena harga yang ditawarkan sesuai harga ditributor.
Operasi pasar murah di kantor Disperindag Sultra menawarkan berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Mulai dari beras, telur, minyak, bawang putih dan merah, gula, tepung terigu, susu serta sejumlah kebutuhan sembilan bahan pokok lainnya. Operasi pasar murah digelar dalam rangka penanggulangan inflasi sekaligus menjelang akhir tahun 2023. “Secara umum inflasi di Sultra sudah turun. Periode Februari dan Maret lalu sekitar 3,7 persen. Sekarang sudah turun di angka 3,46 persen,” katanya.
Ica menegaskan, operasi pasar yang dilaksanakan saat ini berbeda dengan operasi pasar yang kerap dilaksanakan instansinya selama ini. Jika di periode-periode sebelumnya warga yang datang berbelanja di operasi pasar murah diberikan voucer atau kupon, maka operasi pasar murah kali ini tanpa kupon atau stimulus. Ica mengaku, selama kurang lebih sepekan digelar, Disperindag hanya memberikan fasilitas berupa kemudahan berbelanja dengan harga yang murah atau sesuai harga distributor kepada masyarakat. “Insya Allah dalam operasi pasar murah yang sama di bulan-bulan berikutnya di tahun 2023 ini, akan ada pemberian stimulus dalam operasi pasar murah,” ungkapnya. (Adv)