KENDARI, LENTERASULTRA.COM-Banyaknya laporan mengenai keberatan warga yang terdampak proyek pembanguna rumah sakit (RS) Permata Bunda di daerah Korumba, Mandonga membuat DPRD Kota Kendari mengambil sikap tegas. Selembar rekomendasi dikeluarkan. Izinya, wakil rakyat minta agar pembangunan tersebut dihentikan, sampai ada penyelesaian atas kerusakan rumah warga di sekitar lokasi pembangunan.
Rekomendasi tersebut dihasilkan melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dilaksanakan di kantor DPRD Kendari pada Kamis (10/8/2023) lalu yang pada pokoknya membahas soal dampak yang ditimbulkan dari pembangunan rumah sakit plat hitam itu. “Kami minta dihentikan dulu pekerjaan pembangunan rumah sakit itu sampai semua warga di sekitar lokasi bisa menerima dan tidak ada lagi yang merasa dirugikan,” tukas LM Rajab Jinik, Ketua Ketua Komisi III DPRD Kendari.
Selain meminta agar proyek tersebut dihentikan sementara waktu, Komisi III DPRD Kota Kendari juga mendesak agar instansi terkait yang bertanggungjawab terhadap perizinan mengkaji ulang izin yang sudah dikeluarkan dari proyek tersebut. DPRD memberi waktu agar sebulan setelah digelarnya RDP tersebut termasuk dikeluarkannya rekomendasi, laporannya sudah diterima dewan.
“Kami komitmen dan konsisten mengawal persoalan ini. Kalau sampai masih jalan ini pekerjaan, lalu keluhan warga masih ada karena merasa dirugikan, kami tidak segan-segan mengeluarkan keputusan yang lebih berat. Investasi boleh, tapi jangan sampai merugikan masyarakat,” tegas politisi Partai Golkar Kota Kendari tersebut.
Proyek pembangunan rumah sakit yang core bisnisnya di urusan anak dan ibu itu sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu. Gedung yang selama ini ada dianggap sudah tidak lagi representatif dan hendak dilakukan renovasi total termasuk menambah tubuh bangunan. Sayangnya, dalam perjalananya, proyek ini berdampak buruk terhadap rumah-rumah warga di sekitarnya. Pemasangan tiang-tiang pancangnya bikin rusak bangunan di sekeliling lokasi proyek.
“Rumahku sama rumahnya tetangga lain retak gara-gara tiang pancang. Kalau bisa, izinnya dicabut saja itu rumah sakit,” keluh seorang warga bernama Sarah yang kebetulan rumahnya bersebelahan dengan proyek RS Permata Bunda. Kata dia, kerusakan rumahnya bukan saja sejak proses pemasangan tiang pancang tapi sudah terjadi sejak awal pembongkaran bangunan lama rumah sakit.
Sementara itu, Perwakilan RS Permata Bunda, Charles Asiku mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan negosiasi dengan masyarakat sekitar lokasi pembangunan tersebut. Ia mengaku sudah dua kali melakukan pertemuan dengan warga. “Pertemuan pertama mereka mengadu adanya masalah dengan pembangunan RS ini, tapi kita akan menyikapi itu dan menindaklanjuti. Terus terang saja, soal keretakan rumah warga itu saya belum lihat. Insya Allah saya akan datang melihat,” ucap Charles.
Ia mengaku bahwa pembangunan RS Permata Bunda tersebut sudah pada tahap penanaman tiang pancang. Namun, atas rekomendasi DPRD Kendari, untuk sementara ini pihaknya memilih menghentikan dulu untuk sementara waktu proyek pengerjaannya.(ADV)