LASUSUA, LENTERASULTRA.COM – Sembilan orang warga Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) diketahui terinfeksi penyakit HIV AIDS. Satu diantaranya telah meninggal dunia dan delapan lainnya sedang menjalani proses pemeriksaan rutin.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kolut, Hj. Hunadimiati mengatakan kesembilan pengidap HIV AIDS tersebut tersebar di sejumlah kecamatan. Para penderita rata-rata tertular melalui hubungan seks diluar pasangan resmi. “Jangan gonta-ganti pasangan dan jajan di luar,” pesannya, Rabu (1/3/2023).
Ia mengungkapkan, salah satu penderita diduga terinfeksi dari hasil hubungan menyimpang dengan pasangan gaynya (homoseksual). Masyarakat kini diminta berhati-hati dengan HIV AIDS karena penyakit tersebut bakal menyerang pengidapnya secara perlahan hingga berujung meninggal dunia.
Di tempat yang sama, Programer HIV/AIDS Dinkes Kolut, Sakaruddin menambahkan, penularan penyakit itu juga memungkinkan melalui donor darah dan jarum suntik.
Untuk mengetahui penyebaran penyakit ini perlu tiga kali rapid test dengan hasil yang sama. Apabila hasilnya positif pada rapid I dan II, pasien harus menunggu perkembangan tiga bulan kedepan untuk menjalani rapid ke III. “Ketiganya harus positif,” katanya.
Para pengidap HIV AIDS di Kolut rata-rata diketahui setelah memeriksakan diri ke faskes. Adapun gejala penyakit ini menyerupai TBC / TB, penurunan berat badan, diare lebih dari sepekan hingga diserang demam.
Pasca menulari, HIV AIDS bakal menggerogoti tubuh korbannya secara perlahan paling lambat hingga sepuluh tahun untuk diketahui. Tiga bulan pertama merupakan periode jendela setelah menyerang sel darah putih.
“Makanya rata-rata HIV AIDS yang diidapnya pada rapid I belum terdeteksi karena masih pembentukan anti body,” imbuhnya.
Namun yang harus diketahui masyarakat, pesan Sakaruddin, HIV AIDS yang diidap korban sudah bisa menulari orang lain meski belum terdeteksi rapid I. Di fakses, program deteksi dini itu telah dilakukan kepada pemeriksaan ibu, TB dan pemeriksaan bagi calon pengantin yang akan menikah.
“Memang baru-baru ini meningkat kasusnya. Mungkin karena terbukanya lagi tambang yang diikuti kehadiran Pekerja Seks Komersial (PSK) terselubung. Yang kami ketahui statusnya diduga pekerja tersebut pernah kami coba undang diperiksa tetapi yang jadi masaalah mereka memang tidak mau,” pungkasnya.
Penulis: Rusli
Editor: Ode