LASUSUA, LENTERASULTRA.COM – Pj Bupati Kolaka Utara, Parinringi memboyong para perangkat kerjanya ke sawah untuk melakukan panen raya di Desa Wawo, Kecamatan Wawo, Senin (13/2/2023). Di lapangan, kepala daerah tersebut juga ikut ‘panen’ keluhan dari sejumlah petani diantaranya soal kesulitan memperoleh pupuk subsidi dan minimnya alat pertanian.
Mewakili petani di Wawo, Sarjana Djufri Tambora mengatakan rekan seprofesinya kesulitan untuk mendapatkan pupuk subsidi lantaran tidak ada pengecer di kecamatan tersebut. Untuk mendapatkan penyubur tanaman itu harus ke kecamatan lain. “Susah dapat pupuk,” keluhnya.
Ia juga berharap petani mendapat bantuan lima unit mesin traktor dan dua combine. Sebab, alat yang ada disampaikan sudah rusak dan beberapa diantaranya mereka tidak ketahui keberadaannya. “Kami juga berharap saluran tersier sawah di tiga titik diperhatikan. Kami juga berharap bantuan pestisida,” ujarnya.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kolut, Martani Mustafa mengungkapkan jika masih ada kelompok tani di Wawo tidak mendapatkan alat pertanian sama sekali. Mereka harus meminjam ke tempat lain hanya untuk mendapatkan mesin traktor.
“Bantuan harus berdasarkan kelompok dan bukan person, disesuaikan luas lahan dan prinsip keadilan. Karena di sini (Wawo) ada kelompok yang mendominasi bantuan. Kami prihatin atas ini,” bebernya.
Soal pupuk, Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kolut, Nusbah Nuhung membenarkan jika tidak ada pengecer di Kecamatan Wawo. Petani harus ke Kecamatan Rante Angin untuk memperoleh pupuk. “Itu pun stok kosong pada Januari-Februari hingga kami sendiri harus menjemput di Kecamatan Ngapa,” ujarnya.
Kuota pupuk subsidi di Kolut untuk jenis Urea sebanyak 1.093, 76 ton, NPK 1315,36 ton dan NPK Formula 6.804,14 ton. Khusus di Kecamatan Wawo jenis Urea dijatah 69,96 ton, NPK 74 ton dan NPK Formula 292,05 ton.
Adapun bantuan alat pra panen sejak 2021 dibeberkan telah tersalur 27 unit dan traktor dampak 1 unit. Sedangkan alat pasca panen meliputi combine seller 1 unit, mesin perontok 2 unit, multiguna 2 unit, combine sedang 1 unit dan combine besar 3 unit. “Semua datanya ada dan ini sudah disalurkan sejak 2021,” bebernya.
Keluhan lain petani yakni soal bendungan yang satu bulan terakhir sudah dua kali jebol. Hanya 20 hari pasca perbaikan kembali rusak dan pengairan kembali lumpuh. “Berfungsi lagi setelah dua hari dikerja,” ucapnya.
Tanggul jebol juga terjadi di Desa Rante Limbong Kecamatan Lasusua. 20 Ha sawah dibiarkan menganggur pemiliknya lantaran takut tanaman mereka jadi sasaran arus jika belum ditanggulangi.
Pj Bupati, Parinring mengatakan bakal merespon semua kendala petani secara bertahap. Khusus pemberian bantuan, pihaknya menekankan kepada dinas terkait melakukan evaluasi sebelum menyalurkan ke kelompok tani. “Jangan sampai mengaku kelompok tani tetapi bukan. Penyaluran harus diperjelas dan merata tanpa dibeda-bedakan,” tegasnya.
Ia juga bakal meninjau bendungan dan tanggul yang jebol untuk mencari jalan keluarnya. Ia juga berharap para anggota dewan di wilayah dapil masing-masing memperhatiakan keluhan petaninya dan mengkonsultasikannya ke pihaknya untuk dicarikan solusi bersama.
Penulis: Rusli
Editor: Ode