87 Hari Usai Diresmikan, Rumah Sakit Berbiaya Mahal di Bombana Belum Difungsikan

Penampakan RSUD Tanduale Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara yang dibangun dengan biaya sebesar Rp 135 Milyar. Foto : Adhi

 

BOMBANA, LENTERASULTRA.COM- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanduale Bombana, Sulawesi Tenggara diresmikan, Kamis, 4 Agustus 2022 lalu. Namun hingga Minggu, 30 Oktober 2022 atau bertepatan dengan 87 hari usai diperkenalkan ke publik, rumah sakit yang dibangun dengan dana sekitar Rp 135 Milyar tersebut, belum difungsikan.

Rumah sakit Tanduale belum menerima pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Menjelang tiga bulan dilakukan pengguntingan pita, rumah sakit berbiaya mahal yang berlokasi di Desa Lareete, Kecamatan Rarowatu Utara, hanya digunakan untuk pelayanan administrasi dan kantor bagi sebagian manajemen rumah sakit.

Sementara untuk pelayanan kesehatan secara paripurna, masih dilakukan di rumah sakit, di Kelurahan Poea, Kecamatan Rumbia. Semua layanan kesehatan mulai dari rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat yang pelayanannnya disediakan oleh dokter, perawat serta tenaga ahli kesehatan lainnya, dilakukan di gedung lama yang jaraknya sekitar 13 kilometer.

Belum difungsikan rumah sakit Tanduale diakui Direktur RSUD Bombana, Riswanto. Kata dokter gigi ini, kendala sehingga rumah sakit yang pembangunannya memakan waktu tujuh tahun disebabkan masalah jaringan listrik. Selain itu, rumah sakit Tanduale belum dilakukan grand opening. Usai kontraknya habis, 31 Mei 2022 dan dilakukan adendum selama 50 hari, rumah sakit di bilangan Lareete itu, baru dilakukan soft opening oleh Bupati Bombana saat itu, Tafdil.

“Listrik belum jadi. Belum tersambung listrik utamanya,” kata Riswanto, saat menghadiri penyerahan sertifikat dan plakat dari Kementrian Keuangan kepada Penjabat Bupati Bombana, Burhanddin, atas keberhasilan Pemda Bombana meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI sembilan kali berturut-turut, Kamis, 27 Oktober 2022.

Akibat persoalan listrik ini, Riswanto yang memimpin RSUD Bombana dari Pelaksana tugas (Plt) awal 2019 hingga didefinitifkan pertengahan 2022 lalu, mengaku, jika pelayanan rumah sakit terbagi di dua tempat. Pelayanan kesehatan masih bertahan di gedung rumah sakit lama, sementara di gedung baru yakni RSUD Tanduale, dipakai untuk manajemen dan administrasi.

“Jaringan listrik yang akan masuk di RSUD Tanduale berdaya besar. Informasi terakhir dari PLN (Perusahaan Listrik Negara ) sudah nyambung dan sudah dibawahi UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) karena berdaya 555 KVA. Tinggi dia. Jadi kendalanya listrik,” sambungnya.

Ruang resepsionis RSUD Tanduale Bombana. Sejak diresmikan 87 hari lalu, rang ini terlihat sepi setiap harinya. Foto : Adhi

Salah satu pejabat eselon tiga yang moncer di era Bupati Bombana Tafdil ini mengaku, jika listrik di RSUD Tanduale Bombana terselesaikan, dia akan segera merelokasi semua peralatan kesehatan yang ada di rumah sakit Poea. Menurut Riswanto, untuk memindahkan pelayanan dan peralatan di rumah sakit saling berkoneksi.

“Pelayanan di rumah sakit itu tidak bisa misalnya apa yang selesai itu dulu dipindahkan. Semua layanan seperti rawat inap butuh radiologi, harus koneksi semua. Jadi kalau listrik nyambung hari ini, besok saya relokasi alat,” ungkap Riswanto.

Penulis dan editor : Adhi

direktur RSUD BombanaPLNRsUD Tanduale Bombanarumah sakit belum difungsikanRumah Sakit MahalUP3 PLN