BOMBANA, LENTERASULTRA.COM- Masa jabatan Burhanuddin sebagai Penjabat (Pj) Bupati Bombana sangat terbatas. Presiden Joko Widodo hanya memberikan waktu mengadi di bekas otorita Kabupaten Buton itu hanya setahun. Dengan waktu yang singkat itu, mantan Pj Bupati Konawe Kepulauan itu mencanangkan berbagai program andalannya.
Salah satu yang diusulkan lagi adalah gebrakan satu desa satu produk atau “one village one product” (Ovop). Setiap desa atau kelurahan di Bombana diharapkan bisa berkreasi menghasilkan satu produk tersendiri yang bisa membawa nilai tambah yang tinggi bagi perekenomian.
“Saya sudah keliling di beberapa kecamatan. Kita memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dikembangkan. Misalnya di Kabaena, terkenal dengan gula aren. Kita pacu masyarakat membuat satu produk dari setiap desa yang bisa dijual kepada masyarakat,” katanya.
Untuk menghasilkan satu desa satu produk juga tidak susah. Bombana memiliki banyak sumber daya manusia. Mereka yang dilibatkan untuk mengembangkan produk-produk di desanya akan dibimbing, mulai dari bagaimana bisa mengemas produk-produknya agar menarik di jual. Untuk produk-produk yang dihasilkan dari setiap desa, Burhanuddin mengatakan jangan ragu untuk penjualannya.
Mantan PJ Bupati Konawe Kepulauan ini mengaku akan menginstruksikan kepada toko-toko termasuk gerai-gerai modern dan minimarket yang ada di Bombana untuk wajib hukumnya menjual hasil produk kemasan yang baik dari desa dan kelurahan di Kabupaten Bombana.
“Program satu desa satu produk ini bertujuan untuk mendorong tumbuhnya perekonomian masyarakat di desa,” sambungnya. Dikutip dari kompasiana, konsep “one village one product” bukan merupakan konsep yang baru. Konsep ini pernah sukses diterapkan di Jepang dengan istilah Isson Ippin Undo. Ovop pertama kali diinisiasi di negeri Sakura -sebutan lain negara Jepanng- oleh Dr. Morihiko Hiramatsu di Provinsi Oita tahun 1979. (Adv)