LASUSUA, LENTERASULTRA.COM – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) kesulitan menentukan jadwal pasar murah yang diperuntukkan bagi masyarakat di 15 kecamatan yang ada. Hal itu dikarenakan kendaraan angkutan logistik yang bertugas mengantar sembako kesulitan memperoleh BBM di SPBU Pertamina.
Sekertaris TPID Kolut, Hj. Jumriah mengemukakan, jadwal pasar murah di beberapa titik kerap meleset atau diundur lantaran kendaraan angkutan yang membawa logistik harus antri dan bahkan tidak mendapatkan BBM jenis solar. “Itu pun kuota solar yang diberi kan juga dibatasi jadi sekali jalan habis dan harus antri lagi,” bebernya, Rabu (5/10/2022).
Penguluran jadwal pasar murah tersebut telah dilakukan sebelumnya di wilayah giat zona utara Kolut. Info kegiatan yang telah diumumkan kepada masyarakat terpaksa diralat karena kondisi yang tidak memungkinkan. “Kadang hanya gunakan 1 mobil saja karena hanya itu yang siap BBM-nya,” tutur Jumriah.
Hari ini, pasar murah berlangsung digelar Kecamatan Lasusua, salah satunya di jalan Halu Oleo. TPID Kolut menggandeng Bhayangkari dan Persit. Sembako yang disediakan meliputi beras, telur, minyak goreng, bawang dan gula pasir.
Ia mengatakan, syarat belanja di pasar murah wajib membawa fotokopi kartu keluarga (KK) dengan jatah sembako 1 paket meliputi 10 Kg beras jenis premium seharga Rp80 ribu, gula pasir 1 Kg Rp12 ribu, minyak goreng kemasan 2 liter Rp28 ribu, bawang merah 1 Kg Rp. 25 ribu dan 1 rak telur dihargai Rp.40 ribu. “Total seluruhnya yang kami siapkan untuk warga Kolut sebanyak 4 ribu paket. Kami tambah jika masih ada permintaan,” paparnya.
Ia melanjutkan, pasar murah kembali dijadwalkan bertempat di Kecamatan Lambai, Ranteangin dan Wawo, pada Kamis besok. Namun hal itu masih tergantung pada BBM kendaraan. Ia berharap pihak SPBU bisa memberi kebijakan untuk melonggarkan angkutan distribusi kebutuhan pokok untuk masyarakat tersebut termasuk kuota bahan bakarnya yang dibatasi.
Untuk diketahui, pasca kenaikan BBM, antrian kendaraan yang melakukan pengisian di sejumlah SPBU di Kolut tidak pernah lengah. Padahal, kuota setiap kendaraan juga telah dilakukan pembatasan namun tetap saja dirasakan langka oleh konsumen khususnya pengguna roda 4.
Salah satu tempat pengisian BBM yang kerap diserbu antrian panjang kendaraan tersebut yakni di SPBU di Desa Patowonua. Kondisi itu telah dipantau langsung Pj Bupati Kolut, Parinringi bersama jajarannya.
Penulis: Rusli
Editor: Ode