LASUSUA, LENTERASULTRA.COM – Tim dari PT. Terra Paradisae telah melakukan peninjauan awal lokasi rencana pembangunan smelter di Kabupaten Kolaka Utara. Pemda Kolut berharap, pemasangan pancang bangunan industri baterai dan stainless tersebut bisa dimulai awal 2023 mendatang.
Pj Bupati Kolut, Parinringi mengatakan tiga bulan kedepan masih dalam proses penuntasan administrasi. Demikian halnya dokumen legalisasi lahan smelter juga sedang berproses di Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat. “Prosesnya kan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yang jelas tim mereka juga telah meninjau serta membuat peta poligon-nya,” bebernya, Senin 12 September 2022.
Jika investor terkait bertandang ke Kolut, Parinringi bakal meminta mereka melakukan persentase dihadapan Pemda dan DPRD Kolut. Jelasnya, untuk ukuran smelter 6-8 tungku, proses pengerjaannya diperkirakan minimal 18 bulan. “Justru bisa lebih lama lagi,” imbuhnya.
Ditambahkan Parinringi, sebagai daerah kaya kandungan nikel, Pemda Kolut sangat mengharapkan smelter bisa berdiri di wilayahnya. Sasaran utama yang diinginkan yakni penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang lebih besar serta peningkatan sektor perekonomian masyarakat. “Kita kaya nikel dan masyarakat Kolut harus bekerja di daerah sendiri bukan di perusahaan tambang di daerah lain,” tutupnya.
Untuk diketahui, PT Terra Paradisaea menggandeng China ENFI Engineering Corporation (ENFI) berencana membangun industri smelter HPAL (baterai) dan RKEF(stainless) di Kolut dengan nilai investasi mencapai Rp. 100 triliun. Rencananya, smelter bakal dibangun di Kecamatan Tolala, Batu Putih dan Kecamatan Pakue.
Rencana pembangunannya dibagi menjadi tiga tahap dengan nominal masing-masing RP. 6 Triliun (awal), Rp. 24 Triliun dan Rp. 100 Triliun. Tidak tanggung-tanggung, total pekerja yang bakal diserap tahap pertama mencapai tiga ribu orang dan tahap kedua dan ketiga dikalkulasi berjumlah 35.000 jiwa.
Penulis: Rusli
Editor: Ode