KENDARI, LENTERASULTRA.COM- Tidur lelap warga di pesisir Teluk Kendari, Kelurahan Poasia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis dini hari, 8 September 2022, terusik. Mereka dibangunkan dengan bunyi ledakan keras yang berasal dari markas komando Direktorat Kepolisian Air dan udara (DitPolairud) Polda Sultra.
Letupan ini terjadi sekitar pukul 04.00 WITA. Dentuman ini berkali-kali terdengar. Bunyi ledakan ini tidak hanya dirasakan penduduk yang bermukim di sekitar Mako Ditpolairud, jalan Bhayangkara Bahari, tetapi juga ikut didengar oleh warga di beberapa kelurahan di sekitar Teluk Kendari. Mulai dari Kelurahan Petoaha, Talia, Bungkutoko dan Lapulu. Warga di seberang Teluk Kendari seperti, Kendari Caddi, Kampung Butung, Kasilampe, Kampung Salo, Kandai, Kecamatan Kendari juga turut mendengar letusan tersebut.
Amirudin salah seorang warga sekitar Mako Ditpolairud menjadi salah satu korban ledakan. Katanya, akibat letupan tersebut menyebabkan atap dan kaca rumahnya rusak. “Atap, kaca dan pintu belakang rusak. Kami tidak liat mi yang penting bisa selamatkan diri,” kata Amirudin.
Ia menejelaskan kejadian ini terjadi sekitar pukul 04.00 WITA. Saat itu, ia bersama keluarga tengah tertidur. Begitu mendengar ledakan, Amiruddin beserta anggota keluarganya langsung lari meninggalkan rumahnya.
“Kaget sekali kayak suara keras, ada sekitar empat kali meledak. saya langsung lari keluar tidak bawa apa-apa yang penting selamatkan diri dulu,”ucap Amirudin.
Pria berusia 46 tahun ini menjelaskan, saat keluar rumah ia melihat api yang sangat besar dan beberapa pecahan puing bangunan dari Polairud. “Besar sekali apinya ada juga atap yang terlempar sampai di halaman ini. Kasian juga pak kami takut kena rumah kami,” jelasnya.
Direktur Polairud Polda Sultra, Komisaris Besar Polisi Suryo Aji membenarkan kejadian ledakan ini. Kata mantan Kapolres Baubau itu, ledakan berasal dari gedung penyimpanan barang sitaan di DitPolairud. “Iya ada ledakan yang bersumber dari bahan ledakan bom ikan hasil sitaan dari nelayan. Bom ini sekitar 30 jergen yang disimpan di gedung penyimpanan barang sitaan,” jelas Suryo Aji.
Untuk peyebabnya Suryo belum bisa memberikan keterangan. Alasannya, masih sementara dilakukan proses penyelidikan lebih lanjut. “Masih penyelidikan di TKP dari tim INAVIS, intinya barang bukti itu jergen berisi bahan peledak jenis amonium nitrat,” tutupnya.
Penulis : Burhanuddin
Editor : Adhi