Semarak Pawai Taaruf, Tradisi Warga Lohia, Muna Sambut Tahun Baru Islam

Suasana menyambut tahun baru Islam 1444 Hijriah yang digelar masyarakat Kecamatan Lohia, Sabtu, 6 Agustus 2022. Foto: Ode

 

 

RAHA, LENTERASULTRA.COM – Pemerintah Kecamatan Lohia kembali melanjutkan tradisi menyambut tahun baru Islam 1444 Hijriah. Kali ini, seribuan masyarakat wilayah itu tumpah ruah mengikuti pawai ta’aruf menyambut bulan Muharram, sebagai tanda pergantian tahun dalam kalender Islam.

Pawai diikuti masing-masing pemerintah desa, majelis taklim, santri Kampoeng Quran hingga sekolah dasar dan menengah di wilayah itu.

Pawai taaruf dilepas staf ahli Bupati Muna, Ahmad Yani Biku di Masjid Nurul Hidayah, Kampoeng Quran, Desa Mantobua. Sedangkan di titik finish disambut langsung Bupati Muna LM. Rusman Emba di pelataran Masjid Fastabiqul Khairat, Desa Waara. Peserta menempuh jarak kurang lebih tiga kilometer.

Bupati Muna, LM. Rusman Emba mengapresiasi kemeriahan yang ditunjukkan masyarakat Lohia dalam menyambut tahun baru Islam. Ia mendukung kegiatan itu menjadi tradisi yang terus dilestarikan.

Rusman juga menekankan, agar selain perayaannya, momentum tahun baru Islam, khususnya di bulan Muharram ini dihiasi dengan amalan saleh. Utamanya memerbanyak istighfar dan doa untuk kebaikan diri, daerah dan keluarga besar masyarakat Muna.

“Semoga tradisi ini juga dilakukan diseluruh Muna oleh pemimpin-pemimpin wilayah. Kita berharap banyak doa yang dipanjatkan supaya Allah SWT menurunkan keberkahan dan kemudahan dalam membangun daerah tercinta kita ini,” terangnya.

Sementara itu, Camat Lohia LM. Hajar Sosi mengatakan pawai taaruf menyambut tahun baru Hijriah merupakan tradisi tahunan sejak dirinya memimpin di wilayah itu. Kendati, tradisi ini sempat berhenti ketika pandemi Covid-19 terjadi dua tahun terakhir. “Alhamdulillah tahun baru Islam kali ini bisa kita gelar lagi. Antusiasme peserta cukup tinggi,” kata Hajar, Camat yang sudah menjabat enam tahun itu.

Hajar mengungkapkan, wilayah Kecamatan Lohia yang meliputi sembilan desa merupakan tempat agama Islam mulai pertama kali diperkenalkan ke masyarakat Muna yang ketika ketika masih berbentuk kerajaan. Makanya, wilayah Lohia sangat lekat dengan tradisi Islam.

Salah satu peninggalan Islam yang masih dijumpai ialah Masjid Quba yang terletak di Desa Loghiya, Kecamatan Lohia. Masjid itu satu dari tiga masjid pertama yang dibangun di Muna. Dalam enam tahun terakhir, perkembangan pembinaan Islam juga terus ditunjukkan di Lohia. Antara lain terbentuknya Kampoeng Quran Mantobua dan Kampoeng Kaligrafi di Mabolu.

“Disamping potensi wisata Meleura, Napabale dan Liangkabori yang ada disini, kami terus perkenalkan jika Lohia itu serambi Mekah atau tempat masuknya Islam. Makanya, tradisi menyambut tahun baru Hijriah salah satu bentuk upaya kita,” kata Camat yang sukses mengantarkan Lohia meraih dua kali juara umum MTQ di Muna tersebut.

Khusus pelaksanaan pawai taaruf yang digelar itu, Hajar Sosi menyebut sebagai wujud kekompakan masyarakat Lohia. Selain pula untuk membina silaturahmi serta mengangkat kembali momentum penting dalam Islam agar diketahui masyarakat. “Jangan hanya tahun baru Masehi yang diketahui, tahun baru Islam juga harus lebih meriah dirayakan,” paparnya.

Hajar mengapresiasi Bupati Muna LM. Rusman Emba yang juga selalu mendukung pengembangan keagamaan di daerah itu, utamanya di Lohia. Hajar mengaku, peran Bupati sangat kuat dalam mengubah wajah Lohia dan Muna diberbagai aspek pembangunan.

Pawai taaruf tersebut diakhiri dengan ceramah singkat dari Ustad Muhammad Syukri, pembina Kampoeng Quran Mantobua. Ustad Syukri, karibnya, mengungkapkan dua amalan penting, dari sekian amalan paling utama dibulan Muharram. Dua amalan itu ialah doa dan istghfar. “Seperti yang disinggung Bupati Muna tadi, kalau dua amalan ini dijaga maka kebaikan bulan Muharram sebagai satu dari empat bulan dalam Islam memiliki keutamaan, insyaallah bisa kita raih,” urainya.

Ustad Syukri menekankan, doa merupakan senjata kaum muslimin. Apalagi, Allah SWT sangat mencintai hambanya yang sering memanjatkan doa kepadanya. Doa itu harus diyakini pasti diijabah, kendati Allah SWT kadang mengabulkannya dalam bentuk lain yang lebih baik. “Sedangkan istighfar dalam menghapus dosa dan mendatangkan rasa cinta Allah SWT kepada kita,” ujarnya.

Ode

Bupati Muna RusmanHajar Sosi camat LohiaKecamatan LohiaLohiaMunaPawai TaarufRusman EmbaTahun Baru islam