BOMBANA, LENTERASULTRA.COM – Isu kekosongan kas di Pemkab Bombana berhembus menjelang dua bulan akhir masa jabatan Tafdil sebagai Bupati. Namun masalah kekosongan kas ini dibantah Tafdil. Bupati Bombana dua periode ini mengaku uang di rekening Pemda tidak pernah kosong.
“Perlu saya klarifikasi tidak pernah kosong kas. Tidak kosong. Kalau kosong kas berarti nol. Kita punya uang,” kata Tafdil. Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Bombana mengungkapkan masalah isi kas Pemda di gedung DPRD Bombana.
Tafdil menyampaikannya dalam forum resmi yakni, rapat paripurna pengumuman akhir masa jabatannya sebagai Bupati Bombana periode 2017-2022, pada Senin, 4 Juli 2022. Saat menyampaikan persoalan kas ini di forum paripurna, Tafdil terlihat berapi-api. Ini terdengar dari intonasi suaranya. Selama mengungkap masalah kas ini, suaranya terdengar keras dan tegas.
Pimpinan dan anggota DPRD yang mendengar pidato Tafdil ini terlihat banyak yang terdiam, namun ada juga yang senyum-senyum tipis. Begitu juga dengan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) yang hadir, mereka terlihat diam dalam hening mendengar klarifikasi pimpinannya.
Menurut Tafdil, di bulan April Pemda punya kas sekitar 6 Milyar. Tapi uang itu tidak bisa yang minta harus diberikan. Sebab yang pertama harus diprioritaskan adalah gaji. Karena tidak ada belanja yang tak kalah penting adalah gaji. Olehnya itu, selalu ada saldo, yang harus disiapkan untuk penerimaan gaji.
“Jadi tidak pernah ada kekosongan, jadi saya klarifikasi, memang tidak pernah kosong,” ulang Tafdil. Meski mengklaim kas tidak kosong namun Tafdil sepertinya menyiratkan jika persoalan seperti itu sering terjadi. “Fenomena seperti ini, fenomena tahunan. Bukan kali ini saja, cuman kali ini ribut, karena seolah-olah, Bombana setelah saya berakhir kiamatmi,” sambungnya.
Menurut Tafdil, siklus pemerintahan di Bombana terus berlanjut, dan jabatannya masih ada. Tafdil justru mengaku dan merasa lebih cemas jika kekosongan anggaran terjadi di November atau Desember. Ini berarti lanjut Tafdil ada kegagalan bayar dimana penerimaan juga sudah maksimal.
“Seperti setiap tahun rasakan. Saya dengan Pak Sekda (Man Arfa) sudah paham itu. Pak Dodi (kepala Badan Keuangan Daerah/BKD saat ini), Pak Darwin, yang jadi menteri keuangan (mantan Kepala BKD), Pak Engki (mantan kepala BKD), yang baru-baru satu tahun, merasakan kegelisahan itu disaat November dan Desember. Antara SPP (surat perintah pembayaran) yang masuk dan uang yang belum diterima tidak masuk. Jadi cukup. Bukan kegagalan, kita tdk mampu bayar, uang tidak cukup, apa yang mau dibayarkan,” kata Tafdil.
“Fenomena tahunan bukan fenomena tahun ini saja, setiap tahun. Cuma tidak pernah kita ungkap, karena ini namanya juga kita selalu yakin akan mampu menyelesaikan persoalan itu. Dan Alhamdulillah selama 10 tahun kita selalu selesai. Ada-ada saja disaat injuri time tiba masuk,” sambungnya.
Tafdil mencontohkan, pihaknya pernah kekurangan uang 40 miliar rupiah. Namun di injury time, tiba-tiba dana bagi hasil (DBH) masuk 50 Milyar. Sehingga isi kas, surplus lagi 10 Milyar. Makanya ada Silpa. “Tidak ada masalah,” ujarnya. Tafdil mengaku serba salah. Jika tidak dilakukan percepatan, salah. Sebab dirongrong oleh rapat evaluasi yang dipimpin kementrian. Presiden juga dalam berbagai kesempatan mempertanyakan isi kas Pemda yang masih banyak dan tidak dipakai-pakai. “Ini semua demi mengejar pemulihan ekonomi nasional,” ungkap Tafdil.
Penulis dan editor : Adhi