Beda Waktu Idul Adha Pemerintah dan Muhammadiyah, Kepala Kemenag Sultra Imbau Warga Saling Menghormati

Kepala Kanwil Kemenag Sultra, Zainal Mustamin. Foto: Situs Website Kemenag Sultra

 

KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Pemerintah Republik Indonesia menetapkan hari raya Idul Adha 1443 hijriah jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022. Keputusan itu berbeda dengan yang dibuat PP Muhammdiyah, salah satu organisasi Islam terbesar tanah air yang lebih dulu menentapkan Idul Adha jatuh hari Sabtu, 9 Juli 2022.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tenggara, Zainal Mustamin meminta masyarakat tidak memersoalkan perbedaan waktu hari raya Idul Adha 1443 Hijriah tersebut.

Ia menekankan agar masyarakat tetap saling menghargai dan menghormati perbedaan terkait waktu perayaan hari raya tersebut. Menurutnya, perbedaan merupakan kekayaan yang perlu dirawat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kita saling menghormati, kita saling menghargai perbedaan. Jangan dipertentangkan, jangan dipertajam. Karena itu kekayaan kita,” imbaunya kepada awak media, Jumat, 1 Juli 2022.

Terkait waktu pelaksanaan hari raya Idul Adha, Kemenag menyesuaikan pada keputusan sidang isbat yang diumumkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, yaitu 10 Juli 2022 yang bertepatan dengan hari Ahad.

Namun, jika ada masyarakat yang melaksanakan Idul Adha lebih awal, maka itu tidak menjadi soal. Ia justru meminta agar masyarakat saling menghargai dan menghormati perbedaan.

Bahkan, lanjutnya, perbedaan tentang waktu pelaksanaan Idul Adha tidak hanya terjadi di Indonesia. Tetapi juga hampir terjadi di seluruh belahan dunia negara Islam, bahkan dengan negara Arab Saudi. “Semakin ke timur, umumnya perayaan Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022. Jadi itu tidak masalah,” tambahnya.

 

Penulis: Wan

Editor: Ode

Beda Hari Idul AdhaKemenag Sultra ImbauPerbedaan Hari RayaZainal Mustamin