RAHA, LENTERASULTRA.COM – Derita masyarakat Wakumoro, Kec. Parigi, Kab. Muna akibat kerusakan jalan poros Raha – Lakapera akhirnya teratasi. Jalan yang rusak bertahun-tahun itu mulai diaspal menggunakan dana APBN.
Warga Wakumoro merasa lega karena perjuangan panjang selama ini melalui rentetan aksi unjuk rasa hingga blokade jalan kini membuahkan hasil. Kendati ruas tersebut berstatus jalan provinsi namun penangannya diambil alih langsung Kementerian PUPR.
Wa Lidai (43), warga yang ditemui Lenterasultra.com mengatakan, jalan itu mulai diaspal beberapa hari terakhir. Ia menyaksikan alat berat berjibaku menimbun lobang menganga dan selanjutnya menghitamkan permukaan jalan menggunakan aspal. Ia pun mengaku sempat heran karena ketebalan jalan diluar dugaanya.
“Tebalnya baru enam centimeter, masih mau dilapis satu kali lagi sampai 10 centimeter. Saya baru lihat aspal tebal seperti ini,” jelasnya.
Wa Lidai mengaku girang karena aksinya menebang pohon hingga menutupi badan jalan berujung manis. Meski sempat dicibir sebagian pengendara, namun dirinya justru bangga. Sebab menurutnya, jika tidak nekat, maka jalan itu masih menjadi ‘neraka’ hingga kini.
“Tidak sia-sia saya tebang tiga pohon. Kalau tidak begitu, mungkin tidak ada yang peduli kerusakan jalan disini,” terangnya.
Wa Lasi (32), menyebut sepengetahuan warga jalan itu diaspal berkat peran Ridwan Bae. Ia lantas menitip pesan agar disampaikam rasa terimakasihnya. Dengan pengaspalan itu sudah cukup memberi kenyamanan baginya untuk beraktifitas sehari-hari. Sebab selama ini, jangankan bepergian, untuk membuka pintu rumah saja ia was-was terhadap debu.
“Saya tahunya ini dari Pak Ridwan Bae (yang perjuangkan anggarannya). Kami ucapkan terima kasih, sekarang tidak susah lagi” katanya.
Wa Lasi menyebut, warga sudah berinisiatif bakal menggelar syukuran akbar selepas pengaspalan jalan itu selesai. Sejumlah warga sudah berembug dan mengumpulkan uang untuk keperluan biayanya. Momen syukuran itu akan digelar ditengah jalan dengan acara utama makan bersama.
“Pokoknya kita pasang tenda di tengah jalan. Kita siapkan makanan tradional mulai dari pepaya rebus, kaondo sampai kantofi. Jalan kita tutup satu hari. Uangnya sudah ada, kita patungan sesama warga. Sekarang ada korlapnya yang masih urus izin di Polsek,” paparnya.
Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Ridwan Bae menjelaskan, pengaspalan jalan Wakumoro akhirnya bisa dikerjakan lewat APBN dengan anggaran Rp30 miliar menggunakan nomeklatur peningkatan jalan poros Lagadi – Tondasi. Ruas Wakumoro menjadi prioritas sebab dirinya diminta langsung oleh Airlangga Hartarto, Ketua Umum partai Golkar untuk menyelesaikan keluhan masyarakat setempat.
Selama ini dirinya memang prihatin jalan provinsi itu tidak kunjung dibenahi. Makanya, melalui partai Golkar dan dukungan Ketua Umum, Airlangga Hartarto dirinya memilih memerjuangkan anggaran perbaikan lewat Kemen-PUPR.
“Jadi lebih tepat masyarakat minta terima kasihnya ke Pak Airlangga Hartarto. Beliau yang instruksikan agar permintaan warga soal jalan Wakumoro bisa diselesaikan. Jalan itu memang diaspal supaya masyarakat tidak terganggu lagi dengan debu dimusim kemarau dan becek dimusim hujan,” terangnya.
Ridwan Bae menjelaskan, selain Airlangga Hartarto, masyarakat Wakumoro dan Sulawesi Tenggara juga perlu berterima kasih kepada Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono. Sebab pengaspalan itu bisa dianggarkan melalui diskresi Menteri PUPR.
“Pengaspalan itu tidak dirasakan masyarakat Wakumoro atau Muna saja. Tetapi juga mereka yang dari Buton Kepulauan saat melintas disitu, ataupun masyarakat Kendari saat ke Buton. Jadi manfaatnya untuk masyarakat Sultra secara umum,” tutupnya.
(Ode)