RAHA, LENTERASULTRA.COM – Polemik pergantian Ketua DPRD Muna kini ikut menyeret pengurus pimpinan anak cabang (PAC) partai Hanura di daerah itu. Baik La Saemuna maupun Irwan sama-sama berupaya menggalang dukungan PAC untuk saling unjuk dukungan kader.
La Saemuna adalah Ketua DPRD Muna yang dicopot oleh DPP Hanura. Sedangkan Irwan adalah Ketua DPC Hanura Muna yang ditunjuk sebagai penggantinya.
Upaya menggalang dukungan PAC dimulai oleh Irwan. Ia bergerak mengumpulkan rekomendasi sejak bulan April dan berhasil mengumpulkan 18 rekomendasi PAC. “Dari 22 PAC, per tanggal 28 April saya sudah mendapat 15 rekomendasi dan tanggal 8 Mei bertambah menjadi 18 PAC,” jelasnya.
Rekomendasi yang dikumpulkan Irwan berisikan pernyataan dukungan PAC terhadap SK DPP nomor nomor 003/B.4/DPP-Hanura/I/2022 tentang pengangkatan Irwan sebagai Ketua DPRD Muna dari Fraksi Hanura. Rekomendasi itu akan dibawa saat mediasi di DPD Hanura Sultra, Rabu, 12 Mei besok.
“Artinya mayoritas PAC mendukung keputusan DPP,” terangnya.
Irwan menyebutkan, rekomendasi PAC itu sebenarnya tidak berpengaruh pada keputusan DPP ihwal pergantian Ketua DPRD Muna. Pasalnya, hak dan kewenangan PAC yang diatur dalam AD/ART hanya dalam hal mengusulkan Ketua DPC Hanura. Meski demikian, pengurus DPC sengaja berinisiatif mengumpulkan rekomendasi dukungan untuk bahan informasi suara kader di daerah.
“Tidak sampai berpengaruh ke SK DPP, sifatnya hanya informasi tambahan,” jelasnya.
La Saemuna juga mengaku berkonsolidasi dengan PAC Muna. Ia mengklaim
mengantongi 13 rekomendasi dukungan. Rekomendasi itu memuat peryataan dukungan PAC terhadap kepemimpinan Saemuna sebagai Ketua DPRD Muna yang dibubuhi tandatangan bermaterai.
Langkahnya mengumpulkan rekomendasi untuk merespon pergerakan Irwan yang lebih dulu melakukan hal yang sama. Menurutnya, sebagian rekomendasi yang dipegang Irwan sudah ditarik dan dibatalkan oleh PAC.
“Saya pegang 13 rekomendasi, 4 diantaranya lengkap dengan surat penarikan rekomendasi sebelumnya yang diserahkan ke Irwan,” terangnya.
Saemuna mengatakan, 13 rekomendasi itu sudah cukup menggambarkan jika pergantian Ketua DPRD Muna tidak lahir dari aspirasi kader di daerah. Ia sendiri membuktikan masih banyak PAC yang menginginkan dirinya tetap menjabat Ketua DPRD Muna.
“Saya akan bawa saat mediasi besok. Supaya ini menjadi gambaran kalau klaim dukungan semua kader itu tidak benar,” ujarnya.
(Ode)