RAHA, LENTERASULTRA.COM – Polemik batalnya musyawarah olahraga kabupaten luar biasa Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI) Kabupaten Muna ikut disikapi Bupati Muna LM. Rusman Emba. Ia menilai KONI Muna harus dipimpin figur yang bisa mengayomi dan memersatukan.
KONI Muna sedianya akan memilih pengurus baru melalui Musorkab, Sabtu, 12 Maret lalu. Namun agenda itu batal digelar karena berpotensi konflik akibat polemik dalam proses pencalonan Ketua.
Musorkab KONI Muna sedianya diikuti dua kandidat Ketua yakni Nurhayat Fariki dan Abdul Salam. Namun dalam proses verifikasi, Abdul Salam dinyatakan gugur dengan alasan tidak memenuhi syarat dukungan 11 pengurus cabang olahraga. Panitia hanya menetapkan Nurhayat Fariki sebagai calon tunggal. Keputusan itu ditentang kubu Abdul Salam karena dinilai tidak prosedural.
Bupati Muna, LM. Rusman Emba mengaku tidak ingin polemik itu menimbulkan perpecahan bagi KONI. Memang diakuinya, dua kandidat yang maju punya visi membawa KONI lebih baik lagi. Namun ia mengingatkan, para pengurus Cabor untuk berpikir jernih dan tidak memaksakan pilihannya masing – masing jika beresiko menimbulkan perpecahan.
“Sebagai pembina keolahragaan di daerah, saya tidak menginginkan KONI ada perpecahan atau gap – gap dari Cabor. Kita tidak bisa memaksakan kehendak jika harus mengorbankan kebersamaan,” paparnya.
Bupati mengingatkan, KONI merupakan organisasi pengabdian. Bukan justru untuk mengejar sesuatu. Apalagi sampai kalau nanti dikaitkan dengan kepentingan politik. Makanya, ia berharap pengurus Cabor bisa mencari figur Ketua yang mampu membawa persatuan, kesolidan dan kebersamaan ditubuh KONI Muna.
“Cabor harus duduk bersama mencari figur layak. Bisa mengayomi Cabor. Kalau ada keinginan yang justru menciptakan gap, maka harus dipertimbangkan pilihan lain saja. Memang demi persatuan, Cabor dan calon harus lapang dada karena kebersamaan itu harga mati,” baginya.
Rusman sebenarnya ingin Musorkab menjadi momentum membangun prestasi olahraga. Apalagi, target Muna dalam Porprov di Buton akhir tahun ini harus juara umum. Maka target itu harus dimulai dengan membangun kebersamaan dan soliditas di internal KONI. “Sesungguhnya Musorkab itu bukan pertarungan memilih Ketua, melainkan pertarungan mengejar prestasi bagi daerah. Jadi ini harus benar – benar dipahami,” terangnya.
(Ode)