Gagas Pemerataan Guru Melalui Inovasi Perau Gadik

 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra, Asrun Lio (kiri) bersama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Hj. Sitti Saleha usai menghadiri kegiatan Pemprov beberapa waktu lalu. Foto-Adhi

 

KENDARI, LENTERASULTRA.COM- Berlatar belakang tenaga pendidik di Universitas terbesar dan ternama di Kota Kendari, Asrun Lio mafhum betul dengan persoalan pendidikan di daerah ini. Salah satunya adalah masalah pemerataan guru. Menurutnya, penyebaran tenaga guru di Sulawesi Tenggara belum merata. Penempatan para pahlawan tanpa tanda jasa itu lebih banyak di sekolah negeri favorit atau negeri di kota. Sementara di daerah pedesaan atau terpencil sangat minim bahkan kekurangan guru. . Ini menjadi bukti bahwa ada guru yang berlebihan di suatu sekolah dan ada sekolah yang kekurangan guru.

Persoalan ini menjadi perhatian Asrun Lio. Makanya, begitu didapuk menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun Lio berupaya mengurai persoalan ini. Yang dilakukan adalah menggagas inovasi Perau Gadik (Penataan dan Pemerataan Guru dan Tenaga Pendidik), untuk memetakan dan mendistribusikan guru secara merata sesuai dengan aturan dan kebutuhan satuan pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Saat Launcing Aplikasi Perahu Gadik. Foto : Ist

 

“Mulai tahun 2022 ini sudah mulai dilakukan pemerataan guru. Untuk pilot projectnya baru dilaksanakan di dua kota yakni Kota Kendari dan Baubau,” kata Asrun Lio, Senin (7/3/2022). Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra ini bilang, inovasi Perau Gadik ini merupakan langkah kongkrit untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara merata.

Sehingga kedepannya diharapkan tidak ada lagi namanya sekolah favorit, sebab semua sekolah sama baik dari segi kualitas pembelajaran maupun guru atau tenaga pendidik yang ada di setiap sekolah. Melalui aplikasi Perau Gadik ini, guru yang ada di Sultra akan dipetakan berdasarkan tempat domisilinya. “Jadi bukan hanya siswa yang diterima melalui sistem zonasi, para guru juga akan ditempatkan melalui sistem zonasi berdasarkan tempat domisilinya,” sambungnya.

Penerapan program Perau Gadik ini dilakukan sebab masih banyak guru-guru di Sultra yang tempat mengajarnya sangat jauh dari tempat tinggalnya. Yang memiriskan bahkan ada guru yang mengajar sampai menyebrang di kabupaten lain. “Ini yang kita akan benahi, guru yang mengajarnya jauh akan kita dekatkan sesuai dengan domisilinya sehingga meraka lebih fokus mengajar dan bisa menghemat biaya yang dikeluarkan,”katanya.

Lambang Perau Gadik. Foto : Ist

 

Mantan Kepala Pusat Studi Eropa Universitas Haluoleo Kendari ini mengungkapkan, sesuai data pokok pendidikan menengah (Dapodikmen), jumlah sekolah di lingkup Dikbud Provinsi Sultra sebanyak 416 sekolah negeri dan swasta, dengan jumlah kebutuhan guru PNS sebanyak 10.914 orang, namun tenaga pendidik yang ada 9.0598 orang. Asrun Lio menambahkan, guru terbanyak di Kabupaten Muna dan Kota Kendari, sedangkan kabupaten lain masih kekurangan guru. Secara umum, jumlah guru menumpuk pada ibu kota kabupaten, sedangkan di daerah-daerah pelosok masih kekurangan.

“Melalui inovasi Perau Gadik ini akan ada proses pemindahan atau pemutasian guru maupun tenaga pendidik, yang tidak lagi dilakukan secara manual, melainkan dipindahkan oleh sistem dengan dasar pertimbangan tertentu,” ungkap Asrun. (Adv)

Asrun LioDapodikmenDikbud SultraGuruPemerataan dan penataanPerau Gadik