KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Kebijakan Asrun Lio, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara (Sultra) perlahan tapi pasti mulai memberi dampak positif bagi para tenaga pengajar di Bumi Anoa. Itu menyusul program Zonasi Guru bakal bertambah lagi di 10 daerah di wilayah Sultra.
Zonasi Guru sebelumnya sudah diterapkan di Kota Kendari dan Baubau pada periode 2021 lalu. Nah, ditahun 2022 ini, Asrun Lio mengaku jika program itu kembali menyasar 10 Kabupaten dan Kota. “Perlahan tapi pasti, program ini jalan terus,” kata Asrun Lio.
Pejabat kepercayaan Gubernur Sultra, Ali Mazi itu menjelaskan, program zonasi guru bertujuan mendekatkan guru dengan tempat mengajarnya. Sistem ini akan sangat membantu para guru. Misalnya, dapat mendorong guru untuk lebih tepat waktu dalam bertugas. Juga secara ekonomi, guru bisa menghemat biaya transportasi.
Asrun bilang, dalam menerapkan program itu, Dikbud Sultra menggunakan aplikasi untuk mendata tempat tinggal dan tempat mengajar para guru. Pendataan guru dalam aplikasi zonasi itu sudah tuntas dilakukan 2021 lalu.
“Kami sudah tuntas mendata dan membuat aplikasi untuk mendeteksi jarak rumah guru dengan tempat kerjanya. Dari pemetaan itu kita terapkan zonasi dengan harapan memberi kemudahan. Sehingga ini yang kami lihat untuk evektifitas tugas guru,” terangnya.
Asrun menguraikan, kini sistem zonasi guru ini sudah memasuki fase jangka menengah. Dalam beberapa tahun kedepan akan tuntas di 17 daerah di Sultra. “2021 sudah jangka pendeknya di Kota Kendari dan Baubau. Dalam jangka menengah ini kita bakal perluas di 10 Kabupaten lainya,” kata Asrun.
Asrun mengungkapkan, program zonasi guru sebenarnya tidak ada dalam kebijakan pemerintah pusat. Program itu murni lahir dari inovasi Dikbud Sultra. Tujuannya adalah memberi kemudahan kepada guru sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan di Sultra. (Adv)