KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Ada perlakuan berbeda dengan jalan menuju Toronipa, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe dan jalan di depan SMAN 5 Kendari, yang terletak di Baruga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Jika jalan menuju Toronipa dirancang dengan rigid beton maka jalur di depan SMAN 5 Kendari dibiarkan rusak dan berlubang menyerupai kubangan.
Kondisi seperti ini menyebabkan perlakuan dua jalan ini bagaikan bumi dan langit. Padahal status jalan ini sama-sama jalan provinsi. Selain itu, kerusakan jalan di depan SMAN 5 Kendari tidak sepanjang mempermulus jalan Toronipa dengan campuran pasir, semen, kerikil dan besi. Jalur depan SMAN 5 yang rusak tidak lebih dari 100 meter. Meski begitu, Pemprov Sultra sepertinya tidak sanggup mempermulus jalan rusak di jalan Brigjen Katamso itu, minimal seperti mulusnya jalan menuju Toronipa.
Namun jika melintas di jalur depan SMAN 5 Kendari, pengendara motor dan mobil cukup tersiksa. Jalannya berlubang-lubang. Dalam dan lebar-lebar pula. Jumlahnya tidak sedikit. Pengendara tidak bisa menghindar, karena tersebar disetiap sudut yang dilalui. Kondisi seperti ini akan dirasakan setelah melewati SMAN 5 dan baru terasa mulus usai melalui rumah makan prasmanan di pertigaan menuju SDN 69 Kendari.
Belum lagi jika hujan turun. Jalan rusak di jalan Brigjen Katamso itu mirip kolam. Air berwarna kuning tergenang disepanjang jalan itu. Kedalamannya hingga lutut orang dewasa. Air baru surut antara 30 menit hingga 1 jam setelah hujan. Kemarau lain lagi. Debu terbang-terbang saat dilalui kendaraan. Atap dan dinding rumah penduduk di sepanjang jalan itu, berubah warna kuning karena ditutupi debu. Belum lagi masalah lain seperti pengendara yang jatuh hingga mobil yang kandas di lubang-lubang yang dalam.
“Sudah tidak terhitung berapa banyak yang jadi korban dari jalan rusak ini. Bukan hanya orang, kendaraan juga banyak. Bahkan saya pernah melintas mendapati mobil truk kandas saat melewati di lubang besar itu,” kata Kuswari, warga yang ditemui tengah melintas di jalan depan SMAN 5 sambil menunjuk lubang besar tepat di pertigaan menuju SD 69 Kendari.
Warga depan SMAN 5 Kendari sudah berkali-kali melayangkan protes terkait rusaknya jalan tersebut. Mereka bahkan memblokir jalan rusak itu dan mengalihkan ke jalur jalan yang mulus di sisi kanan. Sudah tidak terhitung berapa kali warga menutup jalan rusak itu. Tetapi protes warga ini hanya dijawab Pemprov Sultra dengan melakukan tambal sulam serta menutup lubang-lubang di jalan rusak dengan material batu dan tanah.
“Terakhir di blokir akhir September lalu. Setelah di blokir dibuangkan lagi material dari Pemprov antara tiga sampai empat rit. Usai diratakan, blokir dibuka, tapi sekarang kondisi jalan rusak lagi,” tambah Iman warga Baruga.
Sementara Hendra, warga Baruga lainnya merasa dirugikan akibat kerusakan jalan di depan SMA 5. Aktivitas mereka terganggu. Jika musim hujan jalan tersebut akan digenangi air sehingga menyebabkan jalan menjadi licin. Ketika musim kemarau, debu beterbangan dimana-mana dan menggangu kesehatan warga. “Jika tidak ada perhatian lagi dari pemerintah, dalam waktu dekat kita akan blokir lagi, karena jalannya sudah rusak lagi setelah ditimbun. Warga disekitar sini juga sangat mendukung,” ancam Hendra.
Jalan rusak di depan SMA 5 Kendari ini merupakan jalur padat. Jalan ini menjadi penghubung warga Kota Kendari menuju Konawe Selatan, Bombana, Muna, Muna Barat, Buton Tengah, Kota Baubau, Buton hingga Buton Selatan. Setiap hari berapa banyak penduduk dan kendaraan yang melintas di daerah tersebut.
Sementara jalan menuju Toronipa hanya menjadi akses penghubung ke Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe. Di tempat ini ada beberapa fasilitas pariwisata seperti pantai Toronipa dan pulau Bokori. Selain itu, di Toronipa ada juga villa Ali Mazi, yang saat ini menjabat Gubernur Sultra.
Kepala Dinas Kominfo Sultra, Ridwan Badala mengatakan, penyebab sehingga jalan rusak depan SMAN 5 Kendari belum diperbaiki secara teknis menjadi kapasitas Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air untuk menjawabnya. Namun begitu, Ridwan mengatakan jika masalah jalan rusak depan SMAN 5 Kendari itu sudah menjadi perhatian Gubernur Sultra, Ali Mazi.
“Jangan dibandingkan pembangunan jalan Toronipa dan jalan SMAN 5 Kendari,” katanya.
Rusaknya jalan SMAN 5 Kendari merupakan sebuah insiden yang diakibatkan kondisi kultur tanah. Jalan itu diprogramkan bisa bertahan selama lima tahun untuk maintenance, namun kenyataannya satu tahun sudah rusak. Kerusakan ini juga karena kapasitas kendaraan yang lewat diatas jalan itu sangat berat.
“Tetapi jalan ini akan menjadi prioritas gubernur untuk diperbaiki,” sambungnya.
Sementara jalan Toronoipa memang diprioritaskan karena menjadi jalan penghubung menuju destinasi wisata nasional hingga dunia, yakni Pantai Toronipa. Jalan ini dibangun untuk mempercepat wisatawan menuju destinasi wisata yang ada.
“Sangat salah besar jika membangun jalan Toronipa karena ada villa gubernur. Disana (Toronipa) kedepannya akan ada hotel berbintang yang akan dibangun oleh investor dan akan menjadi potensi wisata Pemprov Sultra,” ungkap Ridwan saat dihubungi via whatsAppnya, Rabu (3/11/2021).
Penulis: Reski/Hikma/Abdi
Editor: Nuryadi