JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno mengajak investor global untuk berinvestasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif seiring rencana pemerintah untuk membuka kembali 18 destinasi wisata unggulan.
Hal itu disampaikan Sandi setelah Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Global Tourism Forum Leader Summit Asia yang berlangsung pada 15-16 September 2021.
“Kita merelaksasi regulasi tidak hanya untuk visa tetapi juga untuk investasi di bidang tourisme dan ekonomi kreatif. Kita membuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan UU Cipta Kerja makin memudahkan investasi,” kata Sandi saat membuka perhelatan Global Tourism Forum Leader tersebut secara virtual, Selasa (14/9/2021).
“Dalam satu jam, proyek yang telah memenuhi kriteria bisa mendapatkan lisensi dan persetujuan untuk segera dilanjutkan investasinya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” imbuhnya dikutip dari asiatoday.id.
Sandi lantas membeberkan rencana pemerintah untuk membuka kembali 18 destinasi wisata bagi wisatawan mancanegara seiring melandainya pandemi Covid-19. Destinasi tersebut termasuk kawasan pariwisata seperti Bali, Batam, dan Bintan.
“Kita akan melanjutkan persiapan pembukaan kembali Bali dan juga 18 destinasi lainnya termasuk Batam dan Bintan sebagai rencana uji coba pembukaan pintu Indonesia bagi wisatawan mancanegara,” imbuhnya. Merujuk data Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi PMA hingga kuartal II/2021 mencapai USD7,99 miliar atau sekitar Rp113,9 triliun. Adapun, sektor hotel dan restoran mencatatkan investasi sebesar USD112 juta atau sekitar Rp1,59 triliun. Di sisi lain, realisasi investasi penanaman modal dalam negeri atau PMDN pada kuartal II/2021 mencapai Rp106,2 triliun. Adapun, sektor hotel dan restoran mencatatkan investasi sebesar Rp3,17 triliun.
Adapun, data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali menunjukkan penanaman modal dalam negeri di Pulau Dewata selama 2020 mencapai Rp5.432,7 miliar untuk 2.513 proyek dan penanaman modal asing (PMA) pada periode sama senilai USD293,3 juta untuk 3.967 proyek. Porsi PMA ke sektor hotel dan restoran mencapai 52 persen, dengan nilai USD152,516 juta atau Rp2,19 triliun. Porsi PMDN ke sektor hotel dan restoran adalah sebesar 45 persen atau senilai Rp2.444,7 miliar. (ATN)