NEW DELHI, LENTERASULTRA.COM – India tak berdaya menghadapi cengkraman gelombang kedua wabah Covid-19. Negeri itu bahkan kian mengerikan. Tiap jam 115 orang meninggal dunia. Asap dari lusinan kebakaran kecil terlihat mengepul dari krematorium darurat di Ibu Kota India, New Delhi. Masing-masing mewakili kematian baru dalam krisis COVID-19 di negara itu.
Dengan banyaknya pusat krematorium yang kewalahan, fasilitas sementara harus disiapkan untuk membakar ratusan jasad korban Covid-19.
“Jika kami mendapatkan lebih banyak jenazah, maka kami akan dikremasi di jalan. Tidak ada tempat lagi di sini,” ungakapnya seperti dikutip dari asiatoday.id.
Gambar menunjukkan asap mengepul dari puluhan tumpukan kayu yang menyala di dalam tempat parkir yang telah diubah menjadi krematorium sementara. Api yang terang benderang menyala sepanjang hari dan hingga malam, menerangi langit yang gelap. Krematorium kali ini berbeda dari biasanya. Tidak ada upacara dan ritual lengkap yang diyakini umat Hindu India untuk melepaskan jiwa dari siklur kelahiran kembali.
“Virus itu menelan penduduk kota kami seperti monster,” kata Mamtesh Sharma, seorang pejabat di krematorium Bhadbhada Vishram Ghat di Bhopal.
“Kami hanya membakar mayat saat mereka tiba. Seolah-olah kita berada di tengah perang,” imbuhnya.
India mencatat lebih dari 320.000 kasus baru infeksi virus Corona baru pada hari Selasa sehingga total menjadi 17,6 juta. Ini jumlah korban tertinggi dari negara mana pun selain Amerika Serikat (AS). Kementerian Kesehatan India juga melaporkan 2.771 kematian lainnya dalam 24 jam, dengan sekitar 115 orang India meninggal karena penyakit itu setiap jamnya.
Total kasus yang tercatat pada hari Selasa kemarin mengakhiri rekor lima hari berturut-turut di India yang mencatat peningkatan satu hari terbesar di negara mana pun selama pandemi. Tetapi penurunan tersebut kemungkinan mencerminkan pengujian akhir pekan yang lebih rendah daripada mengurangi penyebaran virus.
Sementara itu, pengiriman pertama bantuan luar negeri telah mulai berdatangan di negara yang sedang berjuang tersebut, termasuk 100 ventilator dan 95 konsentrator oksigen yang dikirim oleh Inggris. Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi pada hari Selasa men-tweet foto dari pengiriman pertama bantuan medis yang diterima India.
Negara lain termasuk AS, Jerman, Israel, Prancis, dan Pakistan juga telah menjanjikan bantuan medis ke India. Negara-negara tersebut telah mengatakan bahwa mereka akan memasok oksigen, tes diagnostik, perawatan, ventilator dan alat pelindung untuk membantu India pada saat krisis yang oleh kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Senin disebut ‘melampaui memilukan’.
Lonjakan itu, yang dipicu oleh varian baru virus Corona baru, telah merusak klaim kemenangan pemerintah India yang terlalu dini atas pandemi. Negara berpenduduk hampir 1,4 miliar orang ini menghadapi kekurangan ruang kronis di bangsal perawatan intensifnya. Rumah sakit mengalami kekurangan oksigen dan pihak berwenang mulai merawat orang-orang di gerbong kereta karena kurangnya tempat tidur.
Namun, banyak negara juga berusaha menutup perbatasan dengan pelancong dari India, karena takut dengan varian baru virus COVID-19 yang tampaknya menjadi salah satu pendorong lonjakan kasus di negara itu. Australia pada Selasa menjadi negara terbaru yang menghentikan semua perjalanan udara penumpang dengan India, menangguhkan penerbangan hingga setidaknya 15 Mei. Di antara warga Australia yang masih berada di negara itu adalah sejumlah pemain kriket terkenal yang bermain di Liga Premier India yang menguntungkan, yang telah menarik kritik karena terus berlanjut selama krisis. (ATN)