KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Sarang semut merukan tumbuhan khas Papua yang tumbuh di dahan atau batang pohon yang memiliki nama latin Myrmecodia pendans atau dalam bahasa Inggrisnya, ant nest. Tumbuhan yang sekaligus menjadi rumah bagi semut ini dikenal memiliki banyak kegunaan dan manfaat sebagai obat herbal untuk kesehatan. Hal ini menjadikan tumbuhan ini banyak diminati oleh banyak orang. Tumbuhan ini dipercaya sebagai alternatif untuk pengobatan kanker.
Hal itulah yang membuat masyarakat Kota Baubau, Provinsi Sultra, membudidayakan sarang semut. Pembudidayaan sarang semut ini tentu saja untuk membangkitkan kembali perekonomian masyarakat semenjak dilanda pandemi.
Kepala Karantina Pertanian Kota Kendari, N. Prayatno Ginting mengungkapkan, kini Kota Baubau telah berhasil mengirim tujuh kilogram sarang semut ke Yogyakarta.
“Hari minggu kemarin sudah diberangkatkan tujuh kilogram sarang semut yang berasal dari Kota Baubau menuju Yogyakarta. Tentu saja dengan mulai bergeraknya masyarakat untuk mulai bangkit dari efek pandemi dapat membantu perekonomian segera membaik,“ ungkap Prayatno.
Meski begitu, pengiriman sarang semut ke Yogyakarta tetap melalui pemeriksaan oleh pejabat Karantina Wilayah Kerja Pelabuhan Murhum. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan bahwa media pembawa tersebut tidak terbawa organisme pengganggu tumbuhan.
“Hasil pemeriksaan terhadap media pembawa dinyàtakan bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Selanjutnya diterbitkan sertifikat kesehatan karantina tumbuhan atau KT. Hal ini sebagai jaminan kesehatan tumbuhan terhadap media pembawa yang dilalulintaskan,” tambahnya.
Balai Karantina Pertanian Kendari berharap agar bersama menjaga negeri dari ancaman Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina ( OPTK ) dengan selalu melaporkan komoditas pertanian yang akan dilalulintaskan ke pejabat karantina pertanian di tempat pemasukan dan pengeluaran di seluruh wilayah Indonesia. (B)
Reporter: Sri Ariani
Editor: Wulan