KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan bahwa perkembangan hotel dan restoran di Sultra sudah mulai bangkit dengan okupansi hotel sekitar 30 hingga 40 persen. Hal itu diungkapkan Sekertaris PHRI Sultra, Eko Dwi Sasono. Ia menjelaskan bahwa jumlah hotel yang ada di Kendari berjumlah 123 hotel, diantaranya 30 hotel berbintang dan 93 hotel non bintang. Semua hotel di Kendari terkena dampak dari adanya Covid-19. Namun, sudah mulai bangkit dari sebelumnya.
“Jadi sekarang tingkat isian kamar hotel berbintang kurang lebih 40 persen. Artinya ada peningkatan dari sebelumnya, tapi hanya sedikit. Karena idealnya okupansi hotel itu sekitar 60 hingga 65 persen,” ujar Eko.
Dijelaskannya, untuk tingkat isian kamar bagi hotel non bintang baru sekitar 20 persen. Hal tersebut juga hampir sama yang dirasakan oleh rumah makan dan restoran yang ada di Sultra. untuk menumbuhkan kembali agar industri perhotelan dan restoran, pihaknya meminta agar membuka akses seluas luasnya untuk menyelenggarakan iven-iven dari pemerintah dan lembaga.
“Memang kami sadari bahwa PHRI masih berharap pada pemerintah untuk mensupport kegiatan yang akan dilaksanakan di hotel. Kami berharap Pemerintah juga bisa membuat iven nasional bahkan internasional,” lanjutnya.
Tumbuhnya industri hotel dan restoran berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Industri hotel dan restoran menjadi salah satu sektor yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Sementara pendapatan hotel terbesar berasal dari penyelenggaraan acara atau pertemuan. Aktifitas hotel dan restoran yang di bawah naungan PHRI berjalan sesuai dengan protokol kesehatan.
“Geliat sektor tersebut dapat meningkatkan jumlah transaksi uang di masyarakat. Pasalnya tumbuhnya perhotelan dapat mendorong peningkatan sektor konsumsi sehingga penyedia bahan makanan dapat merasakan dampak positifnya,” pungkasnya. (B)
Reporter: Sri Ariani
Editor: Wulan