KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para serikat pekerja bersama buruh di PT VDNI pada Senin (13/12/2020), berakhir ricuh. Saat itu, para demonstran menuntut pihak perusahaan untuk merealisasikan hak-hak pekerja yakni kenaikan upah dan perubahan status dari pekerja kontrak menjadi pekerja tetap di perusahaan tersebut.
Dari hasil penyidikan kepolisian, demonstrasi yang dilakukan itu memang berjalan aman, para massa aksi terus menyuarakan aspirasi. Namun, kuat dugaan para demonstran memiliki misi lain dengan memprovokasi para buruh untuk melakukan pengerusakan dan pembakaran.
“Dari penyelidikan, kami sudah mengumpulkan alat bukti berupa perencanaan untuk melakukan tindakan melanggar hukum, dan bukti berupa tindakan pengerusakan dan pembakaran yang memang sengaja untuk dilakukan,” kata Dirreskrimum Kombes Pol Laode Aries El Fatar, di Polda Sultra, Selasa (22/12/2020).
Ia menjelaskan, sebelum melakukan demonstrasi di PT VDNI, para serikat pekerja yang memimpin demonstrasi melakukan beberapa kali pertemuan guna menyusun rencana untuk membuat kericuhan. Para koordinator aksi dari kelompok Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (FKSPN), Serikat Perlindungan Tenaga Kerja (SPTK) melakukan pertemuan itu di salah satu cafe yang berlokasi di Unaaha pada tanggal 12 Desember 2020 lalu, sekitar pukul 22.00 Wita.
“Pertemuan itu dihadiri oleh para koordinator lapangan atau korlap yang akan memimpin aksi unjuk rasa. Mereka yakni RM, YW, AP, IK, MA, dan AF, yang tergabung dalam berbagai organisasi,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Aries, di waktu yang sama juga dilakukan pertemuan yang berlokasi di pemukiman Kampung Jawa tak jauh dari perusahaan. Rapat ini dihadiri oleh IR, LT, JN, dan JM. Pertemuan itu untuk pemantapan aksi yang akan dilaksanakan.
Rapat kembali dilakukan pada tanggal 13 Desember 2020, hari itu dilakukan dua kali pertemuan. Pertama, di rumah AF yang dipimpin oleh RM. Kedua dilaksanakan di salah satu kos-kosan milik seorang saksi bernama Arman. Dalam rapat itu sudah direncanakan atau persiapan untuk melakukan tindakan pengerusakan dan pembakaran.
Termasuk rencana menutup jalur para karyawan yang berada di beberapa titik lokasi jalur masuk ke perusahaan. Ada beberapa tempat yang dibagi dan merencanakan pengerusakan di beberapa titik mobilisasi massa diantaranya di Jetty VDNI, jembatan SS 12 atau pintu keluar masuk menuju ke pabrik PT VDNI, lalu pintu OSS, dan terakhir di pintu utama PT VDNI.
“Jadi rapat direncanakan pembagian tugas menyangkut tempat siapa dan berbuat apa di titik lokasi yang ditentukan itu,” imbuhnya.
Modus mereka yang melakukan aksi demonstrasi di beberapa titik lokasi itu untuk memecah konsentrasi para pihak kepolisian dan Security PT VDNI yang saat itu bersiaga.
Karena aksi mereka, beberapa karyawan yang ingin masuk atau keluar dari wilayah perusahaan kemudian dimobilisasi dan ikut dalam aksi yang mereka orasikan. Lalu memprovokasi para buruh untuk melakukan pengerusakan dan pembakaran fasilitas di dalam perusahaan. (C)
Reporter : Laode Ari
Editor: Wulan