KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Ketika sejumlah sektor perekonomian mengalami penurunan pertumbuhan di masa pandemi, para pelaku usaha dituntut untuk agar terus mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif agar bisa bertahan dalam situasi pelik seperti yang saat ini. Seperti yang telah dilakukan oleh Asni Asyiani. Seorang pengusaha, ia tak kehabisan akal untuk memutar otak agar dapat bertahan dalam himpitan ekonomi di tengah wabah Covid-19 ini.
Jika usaha Warung Kopi yang digelutinya sejak beberapa tahun belakangan, maka ia tetap optimis dengan beralih usaha sayur dengan metode hidroponik. Apalagi menurutnya saat ini makanan berjenis selada tengah digandrungi banyak orang, konon sayuran jenis selada ini kaya akan manfaat dan juga dapat menghilangkan rasa stres.
“Awalnya saya dan suami suka sekali konsumsi selada, namun dulu kami harus ke lippo untuk belanja selada. Setelah tau bahwa ada beberapa orang yang sudah duluan membudidayakan tanaman selada di Kendari, jadilah ide saya untuk membuat kebun sayuran hidroponik,” Kata Asni.
Usaha sayur hidroponik yang digeluti Asni sejak April 2020 kini membuahkan hasil yang baik. Menurutnya, kesadaran orang akan hidup sehat saat pandemi Covid-19 membuat permintaan sayuran dari kebun hidroponik meningkat. Karena berbeda dengan sayuran yang dijual di pasar, hidroponik menghasilkan sayuran yang relatif lebih segar dan bebas pestisida.
“Faktor itulah yang membuat sayur-mayur yang dihasilkan dari kebun hidroponik memiliki segmen pasar tersendiri,“ ungkapnya.
Dengan memanfaatkan pekarangan bekas warkopnya, Asni menyulap lahan tersebut menjadi kebun sayur yang diberi nama Garden Love. Kerapian dan keindahan tanaman berwarna hijau ditambah interior design love semakin menambah daya pikat bagi para pengunjung. Tidak hanya tanaman berjenis selada saja yang ditanam dalam Garden Love ini, namun ada beberapa sayur mayur yang juga diihasilkan dari kebun ini, diantarannya pakcoy, seledri, samhong dan masih banyak lagi jenis lainya.
“Banyak jenis sayuran yang kami tanam di Garden Love, selain selada, pakcoy , seledri dan masih banyak lagi, tentunya sayuran itu masih sangat segar, sehat dan bebas pestisida,” imbuhnya.
Ia membahkan, untuk pemsarannya sendiri selain para pembeli yang bisa datang langsung ke Garden Love, ia juga lebih giat memasarkan secara online, dengan memanfaatkan teknologi yang ada, berupa Facebook, Istagram dan lainnya. Omset yang didapat dari bertani hidropnik ini mencapai Rp500 hingga Rp600 ribu per hari.
“Selain dari perorangan, pembeli banyak juga dari restoran-restoran dan beberapa hotel. Namun karena pembatasan kegiatan di luar rumah, sehingga saya lebih giat memasarkan lewat online,” imbuhnya.
Kedepannya Asni berharap, agar para pelaku usaha lebih pandai melihat situasi, selalu mencari ide dan trobosan agar tetap mempertahankan perekonomian, walaupun situasi pandemi tengah melanda. (Ads/Sri Ariani)
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitangandengansabun