KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Proses mengajar belajar di tengah pandemi Covid-19 banyak terjadi kendala dalam realisasinya, terutama di daerah yang minim jangkaun internet. Hal inilah yang dialami oleh guru SMAN 1 Maligano. Banyak suka duka yang dialami dalam proses mengajar. Guru bahasa Indonesia SMA N 1 Maligano, Murliana, S.Pd mengatakan dalam situasi pandemi sangat sulit mengoptimalkan proses mengajar belajar karena kondisinya berbeda dari sebelum Covid-19.
“Kendala utama dalam proses mengajar daring adalah akses jaringan internet yang tidak normal sehingga membuat tidak efektif,” ucap Murliana.
Di sisi lain tidak semua siswa memiliki telepon genggam sebagai sarana utama dalam belajar daring. Sementara tidak mungkin pihak sekolah memaksakan siswa untuk memiliki telepon genggam.
“Dalam belajar online yang pernah dilaksanakan bulan lalu, kami berikan kebijakan untuk siswa yang tidak memiliki telepon genggam mencari temannya yang punya agar melaksanakan belajar bersama” ungkapnya.
Begitupun juga belajar tatap muka dengan waktu yang sangat terbatas. Sulit untuk memaksimalkan proses mengajar. Pasalnya pemahaman siswa terhadap pelajaran berbeda-beda, tidak mungkin mereka bisa mengerti dengan waktu 45 menit setiap mata pelajaran dan untuk menjelaskan secara detail tidak cukup.
“Kalau saya kasi tugas, untuk menjelaskan kesalahan mereka setelah tugasnya diperiksa itu sudah tidak dilakukan karena waktu yang terbatas,” keluhnya. (Ads/Iksan Maligano)
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitangandengansabun