14 BEM se-Sultra Bertemu, Rapat Konsolidasi Penolakan TKA China

Rapat konsolidasi BEM se-Sultra. Foto: Istimewa.

KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Pasca mendapat informasi adanya kedatangan 150 TKA China tahap pertama 23 Juni mendatang, BEM se-Sultra mulai merapatkan barisan. Menggerakan masa untuk menolak kehadiran calon pekerja asal negeri tirai bambu tersebut di Morosi, Kabupaten Konawe.

Salah satu konsolidasi masa yang digelar oleh BEM se-Sultra adalah melakukan rapat koordinasi pada pukul 13.00 Wita sampai 17.00 Wita, Sabtu (20/06/2020) di kampus Unsultra. Hal ini untuk menyatukan pikiran, langkah dan tujuan bersama menolak kedatangan TKA China.

Hal ini pun dibenarkan oleh pimpinan rapat tersebut, Adi Maliano, saat dihubungi awak Lenterasultra.

“Benar, kami menolak tegas kedatangan TKA. Tapi kita rapatkan dulu bersama BEM lainnya yang ada di Sultra supaya kita saling bergandeng tangan dan bersama-sama menolak mereka. Alhamdulillah, ada 14 BEM yang bergabung dan sepakat menolak kedatangan mereka pada 23 Juni mendatang,” katanya, Minggu (21/06/2020).

Ketua BEM Unsultra tersebut juga mengatakan bahwa pasca melakukan rapat koordinasi, mereka bertemu dan meminta klarifikasi Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Saleh, terkait sikapnya yang mulai melunak dan mengizinkan TKA masuk di Morosi.

Dalam pertemuan tersebut, salah satunya meminta penjelasan pernyataan Ketua DPRD, yang sebelumnya menolak bahkan akan memimpin demonstrasi. Namun kini berubah pikiran dan mengizinkan kedatangan 150 TKA di PT VDNI dan PT.

Tidak hanya itu, pihaknya juga mempertanyakan visa yang digunakan oleh TKA China tersebut, apakah menggunakan visa wisata atau kerja, karena kedatangan mereka sering melanggar aturan yang ditetapkan.

“Bukan hanya pernyataanya Ketua DPRD saja, kita klarifikasi juga visa yang akan digunakan sama tenaga kerja tersebut,” imbuhnya.

Guna memastikan konsistensinya, BEM se-Sultra membuat beberapa tuntutan yang harus dipenuhi oleh Gubernur dan Ketua DPRD Sultra jika ingin mendatangkan TKA China tersebut. Salah satunya adalah memperhatikan kondisi kebatinan masyarakat terhadap Covid-19 yang masih mewabah.

“Jika sampai TKA China benar-benar datang sebelum tuntutan kami dipenuhi maka 14 BEM se-Sultra akan memboikot Bandara Halu Oleo di hari tersebut. Saat ini, kami akan kembali di kampus masing-masing untuk melakukan konsolidasi menolak kedatangan mereka,” lanjut Adi Maliano.

Untuk diketahui, 14 BEM se-Sultra yang tergabung tersebut adalah Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), Universitas Halu Oloe (UHO) Kendari, Politeknis Kesehatan (Poltekes) Kendari, Universitas Lakidende (Unilaki), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Mandala Waluya, Universitas Muhamaddiyah Buton (UMB), Universitas 19 November (USN),  Akademi Keperawatan (Akper) PPNI Kendari Pres, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (Stimik) Catur Sakti, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (Stimik) Bina Bangsa, Universitas Muhamaddiyah Kendari (UMK), Universitas Nahdatul Ulama Sulawesi Tenggara (Unusra), Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) Baubau dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (Stie) 66. (B)

 

Reporter: Herlis Omputo Sangia

Editor: Wulan

14 BEM se-Sultra BertemuKota KendariRapat Konsolidasi Penolakan TKA ChinaSultraTKA China