BELAWAN, LENTERASULTRA.COM – Pemerintah Indonesia melalui Karantina Pertanian Belawan melepas ekspor 25 jenis komoditas pertanian seberat 3,6 ribu ton asal dengan nilai Rp86,3 miliar tujuan 21 negara sekaligus.
Komoditas pertanian asal Sumatera Utara tersebut tidak hanya diekspor ke Asia, namun juga ke negara-negara di benua Amerika, dan Eropa juga di Timur Tengah.
“Produksi berlimpah, pasar global terbuka. Dan sektor pertanian di Sumatera Utara terus bekerja dan alhamdulilah mampu ekspor,” kata Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul saat melepas ekspor produk pertanian dari sembilan pintu utama secara daring bersama Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, di Pelabuhan Belawan, Sumut, Jumat (01/05/2020).
Menurut Hasrul, hal ini patut disyukuri mengingat ditengah kondisi serba terbatas akibat pandemi virus coronavirus (COVID-19), seluruh sektor pertanian di Sumatera Utara tetap bekerja bahu membahu untuk memenuhi pasokan pangan dan bahkan dapat ekspor.
Komoditas berkualitas ekspor ini, kata Hasrul sudah dilakukan pemeriksaan karantina sehingga dipastikan memenuhi persyaratan teknis sanitari dan fitosanitari negara tujuan. Pihaknya memberikan sertifikat kesehatan Pyhtosanitary Certificate(PC) untuk komoditas tumbuhan yang dilepas tersebut.
“Kami pastikan komoditas ini sehat, aman dan telah memenuhi persyaratan teknis negara mitra dagang,” jelas Hasrul.
Sebanyak 25 komoditas asal sub sektor perkebunan, hortikultura, tanaman pangan dan peternakan yang pelepasannya disaksikan langsung melalui layar daring oleh Mentan Syahrul adalah ampas sawit, kopi, nipah, keladi, durian, ubi dan lainnya.
Sementara 3 komoditas non pertanian dan disertifikasi karantina pertanian yang juga turut dilepas adalah kayu olahan, getah pinus dan kemenyan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi kinerja sektor agrobisnis ini.
Selain Belawan, pelepasan ekspor juga dilakukan di Tanjung Priok, Soekarno Hatta, Makassar, Surabaya, Medan, Denpasar, Lampung, dan Semarang. Dengan total ragam produk 166 jenis sebanyak 28 ribu ton dengan nilai ekspor Rp753,6 miliiar ke 43 negara tujuan.
Syahrul berpesan agar semangat bekerja keras ini terus dipertahankan mengingat ada tugas penting yakni menjaga pasokan pangan bagi seluruh masyarakat.
Ia juga mengingatkan, dalam kondisi wabah saat ini, ada 11 bahan pangan pokok yang diawasi dan dikendalikan, khususnya ketersediaan pasokannya.
“Sementara untuk komoditas pertanian seperti sub sektor perkebunan dan sektor lain yang berlimpah jumlahnya didorong untuk diekspor. Selain untuk memberikan nilai tambah bagi petani juga untuk membantu devisa negara ditengah kondisi ekonomi yang melamban,” jelas Syahrul.
Pada saat yang bersamaan, dilakukan integrasi aplikasi peta potensi ekspor produk pertanian atau Indonesia Map of Agriculture Export (IMACE) milik Badan Karantina Pertanian (Barantan) dengan pasar digital global lewat platform IndonesianHub.
Melalui integrasi di hub ekspor untuk seluruh produk Indonesia yang akan diluncurkan bulan Juni 2020 ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja ekspor melalui pertumbuhan pelaku bisnis digital baru atau startup dan memperluas akses pasar.
“Paradigma digital menjadi penting. You do digital or you die. Ini kita bangun juga pertanian agar pertanian menjadi maju, mandiri dan modern,” kata Syahul. (AT Network)