JAKARTA, LENTERASULTRA.COM. Imbas wabah corona (Covid-19) di China, mulai menghantam investasi di Indonesia
Menteri Kordinator (Menko) Kemaritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memastikan dampak corona bisa mengakibatkan investasi mangkrak. Pasalnya, semenjak virus corona mewabah, investasi di Indonesia ikut terhambat.
Luhut menyebutkan, salah satu yang mulai terancam investasi dari PT Vale Indonesia yang ingin membangun smelter di Sulawesi dengan nilai investasi USD5 miliar. Proyeknya kini terhambat lantaran banyak pekerjanya asal China.
“Sekarang ini investasi di Sulawesi kira-kira USD5 miliar. Itu kalau dua bulan tertunda kita akan kehilangan USD500 juta. Dampak itu besar sekali terhadap ekonomi kita dengan kondisi seperti ini,” terang Luhut di Jakarta melansir Asiatoday.id, Jumat (21/2/2020).
Menurut Luhut, pekerja di PT Vale Indonesia rata-rata merupakan tenaga kerja asing (TKA) asal China. Hal inilah yang akan membuat investasi bakal mangkrak dikarenakan belum dibolehkannya tenaga kerja China masuk ke Indonesia.
“Dan penundaan pegawai dari luar Indonesia itu berdampak kepada jalannya investasi di kita. Saat mau mulai konstruksi, terjadilah corona virus sehingga sekarang pegawai Chinanya itu tertunda datang ke Indonesia,” jelasnya.
Sejauh ini, Luhut masih mencari jalan untuk menyiasati keadaan ini bahkan dia pun pun masih mempertimbangkan, apakah akan mengizinkan pegawai selevel manajerial dari China bisa datang ke Indonesia, setelah dikarantina terlebih dahulu.
“Kita harus betul-betul memperhatikan kerjasama dalam ekonomi secara global,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengklaim aliran investasi asing ke dalam negeri masih aman di tengah penyebaran virus corona (Covid-19). Kendati begitu, dia menyebut dalam jangka panjang akan ada dampak bila penyebaran virus tersebut tak terhentikan.
“Sampai sekarang realisasi investasi masih normal. Jadi belum ada dampak dari wabah corona. Nanti kita lihat Maret kalau masih belum bisa teratasi, kami akan umumkan dampak terhadap realisasi investasi,” ujar Bahlil di kantornya, Senin (17/2/2020).
Khusus investasi dari China, Bahlil mengklaim sampai sekarang masih berjalan normal.
“Saya katakan begini, investasi akan terganggu kalau tenaga ahli mereka tidak bisa ke Indonesia, mesin nggak bisa ke Indonesia atau mereka tidak bisa beraktivitas. Kalau sampai Maret tidak clear, pasti akan ada dampaknya. Kalau sejauh ini clear. Kita optimislah ya,” jelas Bahlil.
Sebagai referensi, investasi asing dari China terus mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. BKPM mencatat pada 2019, investasi asal Negeri Tirai Bambu itu mencapai USD4,7 miliar atau naik dibandingkan tahun sebelumnya USD2,4 miliar pada 2018. (ATN)