JAKARTA, LENTERASUlTRA.COM – PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) membuka peluang sebesar-besarnya bagi swasta untuk berinvestasi di proyek Takalar Integrated Industrial Park di Sulawesi Selatan.
Takalar Integrated Industrial Park (TIIP) merupakan kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan dan berkonsep multiklaster industri sehingga membutuhkan investasi besar guna membangun infrastruktur di dalamnya.
Direktur Pengembangan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Rahayu Ahmad Junaedi mengatakan bahwa investasi pembangunan kawasan industri tidak bisa hanya ditopang oleh BUMN, anggaran pendapatan dan belanja negara, atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.
“Prinsipnya, kami sangat terbuka jika swasta berminat untuk berinvestasi di TIIP. Ada banyak peluang yang bisa dikembangkan mulai dari logistik, power plant dan beberapa jenis lainnya,” kata Rahayu Ahmad saat FGD ‘Sinergi Infrastruktur TIIP di Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Sejauh ini, sudah ada sejumlah investor China tertarik berinvestasi di kawasan industri pengolahan logam Takalar.
Ahmad mengaku, pihaknya telah mengajukan proposal investasi kepada investor China dengan nilai Rp42 triliun untuk 10 tahun ke depan guna membangun pabrik dan sejumlah infrastruktur dasar yang sesuai dengan kebutuhannya.
Menurut Ahmad, seperti dikutip AsiaToday.id minat investor China menanamkan modalnya dalam proyek ini sangat beralasan. Selain jenis industri pengolahan logam yang sangat mereka kuasai, lokasi kawasan yang strategis menjadi pertimbangan tersendiri.
Kabupaten Takalar, yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan, dilewati oleh alur pelayaran internasional yakni Alur Laut Kepulaian Indonesia (ALKI) 2 dan berdekatan dengan pelabuhan yakni sekitar 25 kilometer.
Kawasan industri ini rencananya dibangun di lahan seluas 3.500 hektare dengan perincian 2.600 hektare untuk kawasan industri, 100 hektare kawasan pelabuhan, 100 hektare kawasan perumahan dan komersial, serta 45 hektare menjadi kawasan golf.
Sementara, di kawasan industri, lahan seluas 1.000 hektare ini akan dijadikan bonded recycling nonferrous metals processing industry atau industri pengolahan logam bukan besi dan dikerjakan dalam beberapa tahap. Rencananya, pekan depan, akan dilakuan peletakan batu pertama untuk tahap pertama proyek industri pengolahan logam bukan besi tersebut. (ATN)