Mahasiswa UHO Tetapkan 26 September sebagai “Hari September Berdarah”

KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menetapkan 26 September sebagai Hari September Berdarah. Hal tersebut sebagai bentuk belasungkawa gugurnya 2 mahasiswa UHO dalam aksi demonstrasi penolakan RKUHP dan RUU KPK di Gedung DPRD Sultra pada Kamis, (26/9/2019).

“Setiap tanggal 26 September akan terus dikenang sebagai Hari September Berdarah,” ujar Presiden Mahasiswa (Presma) UHO, La Maco.

La Maco mengatakan, mahasiswa UHO akan menggelar upacara untuk mengenang aksi perjuangan 2 mahasiswa yang gugur tersebut setiap tahun. Nantinya mereka akan bersama-sama memanjatkan doa.

Keputusan ini disampaikan dalam aksi bakar lilin dan doa bersama atas insiden aksi demonstrasi penolakan RKUHP dan RUU KUHP di lingkungan UHO, Jumat, (27/9/2019.

Dalam kesempatan tersebut, Presma UHO juga menuntut pemerintah untuk mengganti Kapolda Sultra; Brigjen Pol Iriyanto, Kapolres Kendari; AKBP Jemi Junaidi dan Kapolsek Kendari; Kompol Redy Hartono. Sebab mereka dianggap ceroboh dalam mengamankan aksi demonstrasi kala itu.

“Kepada pemerintah Republik Indonesia yaitu Kapolri agar mengganti Kapolda Sultra, Kapolres Kendari,  dan Kapolsek Kendari karena atas kecerobohannya dalam aksi ini. Untukmu saudara yang menjadi korban, kami akan mengenang jasamu. Kamu telah memperjuangkan hak rakyat Indonesia,” tandasnya.

Reporter: Rais
Editor: Restu Fadilah
Demo RKUHOMahasiswa UHO Tewas