MUNA, LENTERASULTRA.COM – Secara umum kondisi Kamtibmas di Kabupaten Muna sangat kondusif. Memang, belum lama ini ada riak yang terjadi di Kecamatan Kontukowuna. Dimana, pemuda dari tiga desa yakni, Bahutara, Kilambibito dan Lembo terlibat bentrok. Namun, Polres Muna berhasil mengatasinya.
Nah, untuk mendamaikan para pemuda ketiga desa itu, Polsek Kabawo bersama Polsub sektor Kontukowuna menggelar silahturahmi yang dibungkus dalam bingkai halal bihalal. Kegiatan tersebut, selain dihadiri masyarakat juga dihadiri oleh unsur pejabat Pemkab Muna.
Kapolres Muna, AKBP Agung Ramos meminta masyarakat untuk tetap menjaga kamtibmas. Terlebih lagi, masyarakat harus menjadi garda terdepan untuk menciptakan kesejukan dan kedamaian sehingga proses pembangunan yang dicanangkan permerintah bisa berjalan lancar.
“Masyarakat harus tetap menciptakan kesejukan dan kedamaian di daerah ini,” ajak AKBP Agung Ramos Parentongan Sinaga.
Polres Muna melaksanakan halal bihalal guna sebagai ajang untuk saling memaafkan dan mempererat silahturahmi sesama masyarakat khususnya pemuda yang masih memasuki fase mencari jati diri. Oleh karena itu, ia mengajak para pemuda untuk bersama-sama menciptakan ruang-ruang ekspresi yang positif sehingga mereka dapat menjadi manusia unggul. Karena, diketahui bersama, masyarakat Muna adalah orang-orang cerdas.
“Polisi tidak bisa berbuat apa-apa tanpa partisipasi semua pihak. Makanya, mari kita bangun sinergitas dan kebersamaan menjadikan Muna ini sejuk,” ajaknya.
Pria dengan pangkat dua bunga melati dipundak itu tak menginginkan tawuran di Kontukowuna tidak terulang kembali, sehingga bisa menimbulkan konflik yang besar seperti yang terjadi di Kabupaten Buton. Di Buton, katanya, hanya karena persoalan sepele (gas-gas motor) menyebabkan, banyak korban jiwa, puluhan rumah dibakar dan banyak warga yang ditahan sebagai pelaku.
“Kita sangat bersyukur di Kontukowuna hanya tiga desa yang bertikai, itupun tidak sampai menelan korban,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Muna yang diwakili Kepala Inspektorat Muna, La Kuanto meminta masyarakat untuk saling menghargai, memelihara dan menghormati satu sama lain sesuai dengan pesan-pesan leluhur melalui falsafah budaya.
“Kita semua bersaudara,” sebutnya.
Agar tercipta suasana yang harmonis dan kondusif, ia meminta camat dan kepala desa untuk peka terhadap aspirasi dan persoalan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Sebagai perpanjangan tangan Pemkab, camat dan kepala desa harus melibatkan pemuda disetiap kegiatan atau membuka ruang-ruang untuk mereka menyalurkan hobi dan bakat.
“Kalau ada camat dan kepala desa yang tidak mampu itu, laporkan. Kita akan rekomendasikan ke bupati untuk dicopot,” ancamnya.
Sementara terkait banyaknya rumah warga yang rusak akibat terkena lemparan batu karena bentrokan yang terjadi beberapa waktu lalu, ia berjanji akan melakukan perbaikan. Ia pun meminta camat dan kepala desa setempat untuk mengindentifikasi.
“Kita dari Pemkab akan ikut terlibat dalam memperbaiki rumah-rumah warga yang rusak,” tandasnya.