Di Muna Ada Bupati Mau Nyalon Bupati

 

Bupati Mubar, LM Rajiun Tumada bersama Kapolres Muna, AKBP Agung Ramos Parentongan Sinaga di sela-sela apel pengamanan lebaran. Foto: Kinong.

MUNA, LENTERASULTRA.COM – Kabupaten Muna merupakan satu dari daerah yang akan melaksanakan Pilkada serentak 2020 nanti. Uniknya, ada Bupati yang masa jabatannya kurang lebih masih 2 tahun lagi tapi mau mencalonkan diri melawan petahana LM Rusman Emba. Adalah Bupati Muna Barat (Mubar), LM Rajiun Tumada.

Hal tersebut mulai nampak terlihat saat mantan Kasat Pol PP Sultra ini gencar melakukan sosialisasi politik yang dibungkus silahturahmi buka puasa bersama di beberapa titik rumah masyarakat. Bahkan untuk menguji elektabilitasnya, Rajiun telah menurunkan lembaga survey di Bumi Sowite.

Belum diketuhui persis apa yang mendorong mantan Ketua DPD PAN Mubar itu hijrah menjadi calon Bupati Muna. Padahal, bicara jabatan sama saja. Apalagi, masa jabatannya masih lama yakni hingga 2022 nanti.

Hal itu membuat sejumlah kalangan bertanya-tanya apa sebenarnya yang akan dikejar Rajiun di Muna? Rajiun sendiri belum juga memberikan keterangan resmi terkait maksud dan tujuannya. Ia hanya menyiratkan dengan penegasan bahwa siapa saja punya kesempatan dan peluang yang sama dalam berkompetisi di setiap hajatan politik.

“Pilkada Muna masih lama, hanya terlalu dibesar-besarkan. Kalau saya sudah keliling-keliling begini, berarti sudah ada lembaga survey yang turun. Kita tunggu saja hasilnya. Sekarang saya masih fokus menjalankan amanah,” kata Rajiun.

Niat Rajiun maju di Pilkada Muna menjadi perbincangan hangat di jejaring media sosial Facebook (FB) dan grup Whats App (WA). Para warganet ada yang mendukung dan ada pula yang menyanyangkan sikap Rajiun itu.

Politisi Hanura, Zahrir Baitul misalnya, mengapresiasi langkah Rajiun menurunkan lembaga survey guna mengukur elektabilitasnya di Muna sekaligus menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan langkah politik berikutnya.

“Tidak ada yang salah soal itu. Politik itu serba rasional bukan irasional,” tulisnya.

Ia menyarankan pada figur yang punya niat maju di Pilkada, termaksud petahana agar juga melibatkan lembaga survey yang kredibel sehingga bisa mendapatkan informasi yang akurat.

“Jangan sekali-sekali mengukur tingkat keterpilihan dari para pembisik, apalagi yang suka winto-winto (puji), karena sangat berbahaya yang bisa menjerumuskan pada penyesalan,” sarannya.

Caleg terpilih asal Dapil 1 Muna itu menambahkan waktu menuju Pilkada masih sangat panjang. Para figur-figur yang berikhtiar pun memiliki waktu untuk mempersiapkan diri bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat, termaksud membangun komunikasi dengan partai politik. Tentunya dengan menawarkan ide dan gagasan yang konstruktif bagi upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pembangunan di daerah.

“Masyarakat dan Parpol harus diyakinkan seyakin-yakinnya bahwa mereka adalah sosok yang ideal untuk menjawab segala problema yang ada di tengah-tengah masyarakat dan daerah. Juga bisa diyakini bahwa figur itu benar-benar memiliki kesungguhan untuk mengedepankan kepentingan masyarakat dan daerah ketimbang kepentingan keluarga dan kelompoknya,” ungkapnya.

Mantan anggota DPRD Mubar itu juga menghimbau kaum tedidik dan terpelajar hendaknya lebih mengedepankan wacana yang konstruktif dan rasional terkait dgn momentum Pilkada Muna 2020. Artinya, tidak boleh menggiring masyarakat pada fanatisme subyektif pada sosok figur tertentu, yang justru hanya akan mengkanalisasi rakyat pada konflik yang tidak produktif.

“Harapan kita semua tentunya, Pilkada tidak hanya sekedar menjadi seremoni politik dalam kontestasi lima tahunan. Tapi lebih dari itu, akan melahirkan kepemimpinan yang bisa membangkitkan optimisme masyarakat pada masa depan generasi dan daerah di masa yang akan datang. Juga menumbuhkan rasa bangga kita sebagai warga masyarakat di daerah ini,” tutup Ketua KAHMI Mubar itu.

Reporter: Kinong
Editor: Wuu