KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna ikut ambil bagian dalam Sultra Expo. Di kegiatan tersebut, daerah yang dipimpin LM Rusman Emba itu memamerkan produk-produk unggulan lokal daerah.
Selain tenunan, anyaman dan kerajian limbah kayu jati, terdapat juga hasil pertanian, yang meliputi beras lokal, mete dan minyak goreng berbahan dasar kelapa. Semua produk-produk yang dipamerkan menjadi pusat perhatian para pengunjung. Sama halnya tenunan, beras lokal pun menjadi produk terlaris yang diborong para pengunjung.
Bambang Wihardi, Penyuluh Pertanian DTPHP Muna menerangkan, beras lokal Muna terdiri atas tiga jenis. Beras merah, putih dan ketan. Ketiga beras tersebut kadar gulanya lebih rendah, sehingga sangat aman dikonsumsi bagi penderita penyakit diabetes.
“Selain kadar gula rendah, rasanya juga enak,” katanya.
Beras lokal merupakan padi ladang tanpa diberi pupuk kimia. Musim tanamnya setahun sekali, dengan mengandalkan air hujan.
“Benihnya turun temurun dari para petuah-petuah,” sebutnya.
Tantangannya saat ini, agar beras lokal Muna bisa dipasarkan bebas dibutuhkan sertivikasi sekitar kurang lebih Rp100 juta. Makanya, saat ini, pihaknya tengah mengusulkan pada Pemkab Muna.
“Kalau sudah tersertivikasi bisa dijual bebas. Saat ini penjualanya baru seputar lokalan,” ungkapnya.
Sementara itu, La Ode Taba, pengolah beras lokal menerangakan, untuk masa panen selama 4 bulan, biasanya setiap 1 hektar bisa memproduksi gabah hingga 25 kwintal, dengan harga jual beras sekitar Rp16 ribu per kilogram.
“Untuk di Kecamatan Kabawo, setiap tahun sekitar 18 hektar bisa panen,” tukasnya.
Reporter: Kinong
Editor: Wuu