Ketua FKUB Sultra Imbau Pahami Cara Mencoblos di TPS

 

Ketua FKUB Sultra saat diwawancara di Ruang Kerjanya. Foto: Fiyy

KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Tinggal menghitung hari, seluruh masyarakat Indonesia yang sudah masuk dalam daftar wajib pilih akan segera mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) guna menyalurkan hak pilihnya. Masing-masing pasti sudah memiliki pilihannya sendiri baik itu kepala negara maupun wakil rakyat.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tenggara (Sultra), Abdul Hamid mengimbau kepada seluruh wajib pilih agar memahami cara mencoblos sebelum memasukkan surat suara ke dalam kota suara. Dikatakannya, hak suara disalurkan dengan cara mencoblos pilihan sesuai dengan hati nurani.

“Jangan sampai apa yang kita lakukan di bilik suara menjadi sia-sia. Maka gunakanlah hak pilih dengan mengikuti aturan sehingga surat suara yang disumbang tetap sah,” katanya.

Menjadi warga negara yang cerdas dengan menggunakan hak pilih dengan benar pula. Ia mengajak agar jangan sampai pemilihan kali ini diikuti dengan main-main. “Kita harus serius, jangan sembrono atau main-main dalam mengikuti pesta demokrasi ini,” pesannya.

Keseriusan untuk mendatangi TPS tentu harus diikuti dengan pilihan yang benar, jangan sampai kata Abdul hamid, datang namun tidak memilih satupun calon. Ia meminta kepada seluruh umat beragama untuk menggunakan hak pilih dengan menentukan presiden dan wakilnya serta wakil rakyat mulai dari tingkat bawah hingga pusat.

“Menjadi warga negara yang baik itu dengan cara mengikuti pesta demokrasi sebagai salah satu bentuk kelangsungan negara ini,”katanya.

Dikatakannya jangan sampai ada yang masuk dalam golongan putih (golput). Menurutnya, golput merupakan pilihan yang tidak bertanggung jawab sehingga tidak boleh ditiru. “Golput itu adalah golongan yang tidak ingin memilih, bermasa bodoh dan tidak peduli terhadap kelangsungan bangsa ini,”tukasnya.

Lanjutnya, jika golput merupakan pilihan yang tidak bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pasalnya, golput tidak ikut mengambil bagian dalam menentukan nasib bangsa selama lima tahun mendatang.

“Kita ini hidup di Indonesia, segala sesuatunya diatur oleh pemerintah, jadi ketika pemerintah mengajak kita untuk ikut pesta demokrasi maka kita harus patuh karena itu juga untuk kepentingan bersama,” ujarnya.

Sementara bagi calon pemimpin, wakil rakyat dan para pendukung, ia juga berharap agar tidak menggunakan rumah ibadah sebagai tempat untuk melakukan kampanye. Sebab, pada agama apapun tidak ada yang membenarkan hal tersebut, begitu juga dalam Undang-Undang Pemilu yang dengan tegas melarang untuk berkampanye di rumah ibadah. “Para pemimpin dan wakil rakyat juga harusnya paham, tempat apa saja yang dibolehkan untuk melakukan kampanye, rumah ibadah itu merupakan tempat yang suci untuk bermunajah kepada Tuhan,” jelasnya.

Dipertegas Abdul Hamid, jika rumah ibadah itu tempat untuk mensucikan diri, sehingga tidak bijak jika diperuntukkan bagi yang lain, apalagi urusan politik. “Bagaimana kita khusyu menghadap Tuhan, tidak baik ketika ada urusan politik di dalamnya,”tegasnya.

Ia juga menuturkan terkait pancasila sebagai ideologi negara yang sifatnya sudah final dan tidak perlu dipertentangkan dengan hal yang lainnya. Sila-sila dalam pancasila juga sangat jelas dalam mengatur tatanan kehidupan.

“Pancasila sebagai ideologi negara ini sudah final dan sudah ada sejak zaman kemerdekaan, semua diatur, bahkan kita beragama agama bisa bersatu karena adanya pancasila,”ujarnya.

Untuk itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat agar tidak ada lagi yang mempersoalkan atau mendebat terkait keberadaan pancasila sebagai ideologi negara karena sampai kapanpun pancasila tidak bisa digantikan dengan yang lainnya.

Laporan: Fiyy

pemilu 2019Pemilu Damai