Wabup Muna Lepas Pengapalan Jagung Kuning Via Tol Laut

 

Ketgam: Wabup Muna, Abdul Malik Ditu bersama Plt Kadis DTPHP, Anwar Agigi saat melepas pengapalan jagung kuning. Foto : Kinong

LENTERASULTRA.COM, MUNA- Langkah Bupati Muna, LM Rusman Emba menghadirkan kapal tol laut patut diapresiasi. Kapal bermuatan kontainer tersebut mulai dimanfaatkan masyarakat untuk mengirim hasil pertanian ke luar daerah.

Wakil Bupati Muna, Abdul Malik Ditu, melepas pengapalan perdana komoditi jagung kuning via tol laut di Pelabuhan Nusantara. Sekitar 3 kontainer jagung kuning yang berasal dari Kecamatan Kabangka dikirim ke Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Malik sangat bersyukur dengan hadirnya kapal tol laut dalam rangka membantu masyatakat dalam mengirim hasil pertanian untuk dijual keluar daerah. Apalagi, ongkos pengiriman sangat murah. “Dengan adanya tol laut ini, masyarakat tidak susah lagi memasarkan hasil bumi,” katanya, Jumat (22/3/2019)

Mantan Ketua DPC Partai Demokrat itu juga menekankan pada OPD agar merancang potensi yang bisa dibawa keluar daerah. Misalnya, gembol, rumput laut dan lain-lainya. “Jangan hanya jagung, tapi yang lain juga. Buat perencanaanya lalu presentasekan,” terangnya.

Anwar Agigi, Plt Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura (DTPHP) menerangkan, jagung kuning yang dipasarkan di Makassar itu merupakan musim tanam Oktober 2018 hingga Maret 2019 dari Kecamatan Kabangka. Masyarakat khususnya petani mulai bergairah menanam jagung kuning. Karena nilai jualnya per kilo sangat tinggi. Apalagi, sudah didukung transportasi tol laut untuk mengoptimalkan pemasaran. “Jagung kuning ini bisnis untuk mensejahterkan masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, La Ode Umar, pengusaha jagung kuning binaan DTHP mengaku, memulai bisninya sejak tahun 2015 lalu. Kala itu, Ia mengirim jagungnya ke Surabaya dengan biaya pengiriman sebesar Rp 14,8 juta perkontainer. Nah, dengan adanya tol laut dengan tarif yang mencapai Rp 6 juta ke Makassar, Ia lebih mengirit biaya pengiriman. Sehingga, Ia bisa menaikan harga beli pada petani sebesar Rp 3000 per Kg. “Kalau saya jual di Makassar per Kgnya sebesar Rp 3700. Artinya kita sama-sama untung,” terangnya.

Ia memilih menanam jagung kuning, karena pemeliharanya tidak rumit. Hanya butuh waktu tiga bulan langsung panen. Lahannya sendiri saat ini sudah mencapai 11 hektar. Ditambah petani-petani lainya. “Di Kabangka itu total lahan yang ditanami jagung kuning sekitar 700 hektar. Dalan satu ret pemuatan untung saya sekitar Rp 1 juta. Itu belum lagi kalau sudah tiba diperusahaan. Makanya, masyarakat jangan ragu menanam jagung kuning. Ini bisnis yang sangat menjanjikan dengan biaya yang murah,” pungkasnya.

Laporan: Kinong
Editor: Fiyy