KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Investor luar negeri seperti Cina cukup antusias untuk berinvestasi di Indonesia. Di Sulawesi Tenggara (Sultra), tidak sedikit perusahaan asal Cina yang bersedia mengucurkan dananya hingga miliaran rupiah untuk berinvestasi. Sektor tambang masih menjadi favorit mereka.
Teranyar, pabrik pengembangan, pengolahan dan pemurnian atau smelter milik PT Virtue Dragon Nickel (VDNI) diresmikan pengoperasiannya. Beroperasinya smelter perusahaan asal Cina ini, tentu menjadi angin segar, baik untuk negara maupun masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, smelter yang terletak di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sultra itu digadang-gadang membutuhkan tenaga kerja hingga ribuan.
Sayangnya, hal tersebut acap kali menimbulkan keprihatinan. Sebab bukan tenaga lokal yang diserap, mereka memilih menggunakan pekerja kasar dari negeri tirai bambu untuk mengoperasikan smelter.
Guna mengantisipasi hal tersebut, Gubernur Sultra, Ali Mazi meminta agar tenaga lokal lebih diprioritaskan. Sebab niatan awal pembangunan smelter ini supaya pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut dapat bergerak signifikan.
“Jadi ciptakanlah lapangan kerja bagi masyarakat Sultra dan khususnya yang ada Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe,” perintah Ali Mazi.
Diakui Ali Mazi, kontribusi dari sektor pertambangan di Sultra belum begitu maksimal dirasakan masyarakat sekitar sampai saat ini. Makanya, Politikus Nasdem itu juga meminta PT VDNI untuk membuat program pembangunan di daerah tersebut.
Sedangkan terkait optimalisasi pendapatan asli daerah (PAD), Ali Mazi menyebut, saat ini pemerintah tengah melakukan evaluasi terhadap potensi-potensi pajak di Sultra sesuai yang diatur dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2019 tentang pajak dan retribusi daerah.
“Kami harap ini dapat memberikan sumbangsih yang besar bagi daerah baik itu dari pajak bahan bakar dan kendaraan bermotor (PBBKB), pajak air serta pajak lainnya,” tuntasnya.