KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Isu mengenai banyaknya Tenaga Kerja Asing (TKA) di Sulawesi Tenggara (Sultra) rupanya bukan isapan jempol belaka. Buktinya Dinas TransmIgrasi dan Tenaga Kerja Provinsi Sultra mencatat hingga Desember 2018 terdapat 2.776 orang TKA yang bekerja di Bumi Anoa tersebut.
“Sedangkan untuk Januari 2019 belum ada datanya karena belum dilakukan pendataan kembali ke 24 perusahan-perusahaan tersebut,” tutur Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Saemu Alwi saat ditemui awak lenterasultra.com di Ruang Kerjanya, Senin, (21/1/2019).
Saemu Alwi mengatakan 2.776 orang TKA itu terdiri dari 2.667 orang laki-laki dan 109 orang perempuan. Mereka ini berasal dari 24 perusahaan yang ada di beberapa Kabupaten/Kota di Sultra. Seperti, Kabupaten Konawe, Kabupaten Buton, Kota Kendari, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Kabupaten Bombana, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), dan Kota Baubau.
“Data ini bisa saja sewaktu-waktu berubah, kenapa? karena bisa saja ada yang pulang dan ada yang datang lagi,” katanya.
Diakuinya isu soal maraknya TKA di Sultra benar adanya. Namun ia berkilah bahwa kedatangan para TKA bukan hanya ke Bumi Ano saja, tetapi kebanyakan dari mereka hanya untuk sekedar transit saja.
“Perlu diketahui bahwa yang datang ke Sultra ini bukan semata-mata jadi TKA dan tujuannya juga bukan di Sultra saja tetapi ke Morowali Sulteng, di Sultra hanya sebagai transit saja,” kilahnya.
Berikut adalah daftar 24 perusahaan pengguna TKA di Sultra per 31 Desember 2018 dan didominasi oleh perusahaan asal China.
Konawe, PT Virtue Dragon Nickel Industry (China), PT Bumi Sultra Perkasa (China), Buton, PT Kartika Prima Abadi (China), Kendari PT Sonok Lestarimas (China), PT Fajar Phinisi Seased (Malaysia), PT Weiwo Elektronika Teknologi (China), Konawe Utara, PT Konutar Sejati (China), Karya Utama Konut (China), PT MBG Nickel Industry (Korea), PT HMN (China), Wakatobi, Wakatobi Resort (Swiss, Spanyol, Jepang, Italia, USA, Inggris, Belanda, dan Jerman), Konawe Selatan, PT Jian Liang (China), PT China Gansu International (China), PT Draz Engineering (China), PT Bintang Smelter Indonesia (China), PT Sofi Agro Industry (India), PT Hoftmen Energy (China), PT Sungai Raya Alloy (China), Bombana, PT Surya Saga Utama (Ukraina, Kyrgyztan, Russia, Tajikistan, Tukrmenistan, dan Usbekistan), Kolaka Utara, PT Ruby Privatindo (India), Baubau, PT Bagus Karya, (China), PT Nhothearts Electric Power Constructis (NEPC) (China), PT Wiser Konst Indonesia (China), PT Warsila (China).
Laporan : Pebrianto