KENDARI, LENTERASULTRA.COM- Wilayah Kecamatan Poasia dan Abeli, Kota Kendari, harus dapat asas manfaat ekonomi yang sebesar-besarnya atas investasi Pelabuhan Pelindo di Bungkutoko dan pembangunan jembatan Bahteramas.
“Investasi pelabuhan kontainer Pelabuhan Bungkutoko harus ada multiplayer efek ekonomi terhadap masyarakat sekitarnya. Penyerapan tenaga kerja sebaiknya banyak menggunakan warga sekitar pelabuhan kontainer, ” kata Novar Aditya Praja, Ketua Pemuda Dewan Pimpinan Pusat Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (DPP PEKAT IB) kepada wartawan, Rabu (26/9/2018).
Pernyataan ini disampaikan Novar, setelah melihat potensi ekonomi di Kecamatan Poasia dan Abeli dengan menghubungkan nilai investasi pemerintah yang sangat besar.
Seperti pembangunan pelabuhan Bungkutoko anggarannya sekitar Rp 211 Miliar. Kemudian investasi jembatan Bahteramas yang menghubungkan Kota Lama Kendari dengan Kelurahan Lapulu dan Talia, dengan nilai investasi sekitar Rp 750 Miliar.
“Informasinya nilai investasi sekitar Rp 1 Triliun. Jadi bisa dibayangkan anggaran yang begitu besar, tapi masyarakat sekitar tidak memperoleh asas manfaat ekonomi. Saya kira inilah tantangan kita bersama, agar masyarakat, khususnya anak-anak muda yang produktif mendapat kesempatan untuk memperoleh manfaat ekonomi, ” kata Novar yang sudah pernah mengikuti pendidikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) tahun 2016.
Asas manfaat ekonomi yang dimaksud Novar, cucu almarhum H.Latjinta yang populer dengan bisnis BBM di Kota Kendari dari tahun 1970 sampai sekarang ini, yakni masyarakat Abeli dan Poasia, harus bisa membuka usaha yang berhubungan dengan kebutuhan pengguna pelabuhan dan jembatan Bahteramas. Misalnya usaha transportasi di pelabuhan Bungkutoko, jasa transportasi dari pelabuhan menuju bandara dan terminal penghubung yang berada dibeberapa titik di Kota Kendari dan juga jasa penginapan di sekitar pelabuhan.
“Tidak menutup kemungkinan penumpang kapal harus transit di pelabuhan. Jadi butuh penginapan yang murah, aman dan nyaman. Jasa ini harus dibuat warga sekitar pelabuhan Bungkutoko”, jelas Novar yang juga menekuni bisnis property dibeberapa kota di Indonesia.
Ini baru sebagian peluang bisnis yang bisa dilakukan masyarakat Abeli dan Poasia, masih banyak lagi peluang bisnis lain yang dapat dikembangkan, demi menunjang dan mendukung program pemerintah. “Bila ingin membuka paradigma berpikir kita tentang peluang bisnis lain, saya sangat terbuka untuk berdiskusi. Kapan dan di mana saja, saya siap membagi pengalaman membuka peluang bisnis,” kata Novar alumni Boarding Schooll Cikarang Utara.(Pebry)